Selasa, 23 Juli 2013

Puisi Tentang Laut

Laut…

Oh laut…

Luas dan biru warnamu

Sungguh indah dan mengagumkan


Kau bagai pelita bagi kami

Kau tumpuhan harapan kami

Dengan hasil laut kami dapat hidup

Menyongsong masa depan


Kala engkau marah

Kau hancurkan semua yang ada

Rumah kami… desa kami…

Bahkan saudara-saudara kami


Oh tuhan…

Tolonglah kami …

Selamatkanlah kami …

Dari bencana Tsunami.


Laut dan biru yang luas
Jadikannya mutiara yang indah
Angin melayang menghembuskan
Dan ombak indah sedang menari
Tentram, teduh, tapi tak pasti
Keindahan terpancar didalamnya
Penuh akan kehidupan
Dan sesuatu yang berharga
Hamparan biru yang begitu luas
Menyejukkan setiap pandangan
Begitu hangat, nyaman, dan indah
Menatap terpaan laut biru…
Saat ia…
Memanggil matahari hingga
Terbenam…
Dan langit maupun laut
Menjadi jingga…

Oh, laut.
Betapa indah nya dirimu
Membentang luas di bumi ini
Membuat mata menjadi nyaman

Betapa indahnya dirimu
Dengan warna biru yang menggoda
Kau sangatlah mempesonakan
Mata ini terasa termanjakan

Laut biru yang membentang luas
Membentang bebas di bumi
Kau menjadi penambah keindahan alam
Kau juga bagian bumi yang penting

Kau berisikan air berwarna biru
Biru indah melukiskan dirimu
Takkan bisa kuhindarkan pandangan darimu
Cuaca mu yang sungguh sejuk

Angin sepoi-sepoi yang sejuk
Berkeliaran dibawa oleh pohon kelapa
Pohon-pohon kelapa lebat
Yang menjadi bagian mu yang khas

Pasir mu yang berwarna putih
Terlihat suci tanpa noda
Terasa lembut di kaki
Bagaikan menginjaki awan

Karang-karang mu yang luar biasa
Berkelap-kelip bagaikan bintang
Dengan bermacam-macam warna
Dan bentuk-bentuk yang unik

Ombak yang selalu berlomba
Berlomba-loba ke darat
Bagaikan seekor kuda yang sedang berpacu
Berpacu dengan cepat nya

Kau menjadi rumah bagi para ikan-ikan
Berbagai macam ikan yang cantik dan rupawan
Ikan yang sering bernyayi dalam laut
Dan bersenang-senang bersama teman nya

Bintang-bintang laut yang rupawan
Yang gemar berbaring di atas mu
Bagaikan sedang berjemur panas matahari
Dengan sudut nya yang menakjubkan

Karang-karang besar maupun kecil
Hidup di dalam dirimu
Yang menari-nari dengan ria nya
Terlihat sangatlah anggun

Air mu yang terasa sangatlah asin
Megandung garam dan sodium
Yang berguna bagi umat manusia
Membuat dirimu makin bermanfaat

Walau rasamu asin
Namun kau terlihat begitu manis
Lebih dari para model terkenal
Lebih dari lukisan apapun

Rupamu sangat elok
Bagaikan seorang putri yang ayu
Kau hidup bersama kejelitaan
Yang sangat bagus untuk dilihat

Nyanyian-nyanyian merdu dari dalam dirimu
Terdengar jelas dalam hatiku
Dengan langit jernih yang memantulkan keceriaan mu
Menjadi pemandangan terhebat

Disore hari yang nyaman
Langitmu tampak kemerahan
Bagikan pipi seorang yang sedang malu
Dengan tanganmu yang melambai-lambai kepada matahari

Tapi mengangap sekarang ikan-ikan mu berkurang?
,Pohon pembawa kesejukan dan kesegaran itu telah tiada?
,Karang-karang telah habis?
,Airmu sudah tercemari?

Itu semua akibat manusia
Maka mari kita bantu laut untuk tersenyum kembali
Dengan melestarikan nya
Jagalah dia dengan baik

Aku ingin melihat mu tertawa bersama teman mu lagi
Teman mu yang juga cantik jelita
Yang terkadang membentang disekitamu
Yang bernama pelangi

Kapal-kapal laut yang mengelilingimu
Berisikan orang-orang yang sedang merantau
Agar mendapat ilmu dan penggalaman
Betapa banyak guna mu itu

Para pemancing terkenal dan handal
Sering mengujungi mu
Untuk mendapatkan ikan-ikan mu
Ikan yang sangat bergizi dan baik bagi tubuh





Selasa, 16 Juli 2013

Luas Laut Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan yang sangat luas yang terdiri dari 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.290 km. Luas wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah laut Indonesia lebih dari dua setengah kali luas daratannya. Sesuai dengan Hukum Laut Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982, wilayah perairan Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah laut/zona laut yaitu zona laut Teritorial, zona Landas kontinen, dan zona Ekonomi Eksklusif.
Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut lepas. Apa itu garis dasar/garis pangkal? Garis dasar/garis pangkal adalah adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau. Penentuan garis pangkal ditentukan dengan garis air rendah.
garispangkallauti ZONA LAUT INDONESIA (laut teritori)
Gb. 1. Ilustrasi Garis Pangkal Kepulauan & Batas Laut Teritori.
Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut. Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial di sebut laut teritorial. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut laut internal.
bataslaut2negarai ZONA LAUT INDONESIA (laut teritori)
Gb. 2. Ilustrasi batas wilayah perairan dua negara.

Topografi Dasar Laut

Pengertian Topografi Dasar Laut
 
Hingga saat ini kondisi permukaan bumi selalu mengalami perubahan-perubahan yang disebabkan karena berbagai faktor baik itu tenaga endogen maupun eksogen. Kedua faktor tersebut akan sangat mempengaruhi adanya bentukan rupa bumi yang baru terutama wilayah laut. Bentuk relief dasar laut yang ada sangatlah beragam dan jauh lebih banyak dibandingkan daratan.
Topografi dasar laut adalah bentukan rupabumi di wilayah atau dasar laut yang terbentuk oleh berbagai faktor baik itu endogen maupun eksogen. Kedua faktor tersebut akan sangat mempengaruhi adamnya bentuk relief dasar laut yang sangat beragam dan jauh lebih banyak dibanding daratan.
Apabila di darat terdapat sungai, maka proses yang terjadi di laut pun tidak jauh berbeda seperti mengikis dan mengauskan permukaan bumi dengan aliran dan kekuatan gelombang. Gelombang mengangkut bahan kikisan, mengendapkan muatannya di dasar laut yang membentuk strata sedimen. Sehingga dari sedimentasi tersebut membentuk morfologi bawah laut, tidak hanya itu aktifitas kerak bumi yang merupakan lempeng tektonik yang bergerak relatif juga  menyebabkan terbentuknya ciri-ciri khusus dasar laut di mana bentuknya dapat menjadi beragam.

Morfologi Dasar Laut

Morfologi Laut

Continental Shelf
  1. Dasar laut yang berbatasan dengan benua
  2. Paparan benua ini merupakan bagian wilayah laut yang kedalamannya antara 0 – 180 meter dan lebarnya 0- 1200 km terhitung meulai garis pantai.
  3. Merupakan daerah yang relative datar dengan kemiringan 0o – 2,2o
  4. Merupakan bagian benua yang terendam oleh air, contoh:
 Continental Slope
  1. Bidang miring yang terletak antara paparan benua dengan zona laut dalam.
  2. Kemiringan antara 1o – 35o mulai dari tepi dangkalan benua kea rah laut lepas.
  3. Kedalamannya antara 200 – 1800 meter.
  4. Terbentuk sebagai hasil sedimentasi dan sesar.
 Bentukan yang terdapat pada paparan benua dan lereng benua
a)     Saluran dangkalan
Bagian saluran dangkalan adalah:
-            Lembah tenggelam
-            Saluran akibat pengikisan air pasang
-            Palung glacial yang tenggelam
b)    Jurang submarine
Adalah lembah yang dalam (tenggelam) dan lebar. Yang dimaksud lembah tenggelam adalah lembah lembah sungai yang tergenang air laut sebagai akibat penenggelaman daratan. Contoh: lembah-lembah sungai purba di Laut Jawa dan Selat Karimata.
c)     Ocean floor (dasar samudera)
Merupakan wilayah dasar samudera yang dalam dan merupakan wilayah terluas di permukaan bumi, yaitu sekitar 59,5 % dari seluruh permukaan bumi. secara keseluruhan kedalamannya lebih dari 1800 meter.
d)    The deep
Adalah dasar laut yang menjorok ke bawah, sehingga letaknya lebih rendah dari daerah sekitarnya. Morfologi dasar laut dalam terdiri dari:
Bentukan negatif morfologi dasar laut
Lubuk laut (basin)
Adalah depresi laut yang bentuknya bulat atau lonjong. Contoh: Lubuk laut di Eropa, Lubuk laut Banda, Lubuk laut Sulawesi, Lubuk laut Sulu, Lubuk laut Canary, Cape Verde Mediterania, dan Teluk Meksiko.
Palung (trench atau trough)
Adalah lembah yang sangat dalam dan memanjang di dasar laut serta memiliki lereng yang curam. Bentuknya hamper sama dengan ngarai di daratan. Bagian ini merupakan bagian laut yang paling dalam di dasar laut. Terdapat perbedaan antara Trench dan Trough.
read more
-            Trench penampang sampingnya berbentuk V
-            Trough penampang sampingnya berbentuk U
Contoh palung  di dunia antara lain:
-            Palung Mindanau (10.475 meter)
-            Palung Laut Jawa (7.415 meter)
-            Palung Aleut (7.679 meter)
-            Palung Jepang (9.755 meter)
-            Palung Puerto Rico (9.175 meter)
-            Palung Barlett (7.204 meter)
Bentukan positif morfologi dasar laut
Cembungan (Rise atau Swells)
Adalah bentukan positif dengan ukuran panjang dan lebar, lebih tinggi dari dasar laut rata-rata di sekitarnya. Contohnya Cembungan Hawaii, cembungan tersebut memiliki panjang 3.500 km dan lebar 1000 km.
Ambang Laut (Dremple)
Adalah relief dasar laut berupa bukit dalam laut yang memisahkan dua buah pulau. Contohnya Ambang Laut Sulu, yang sebagian dikelilingi pulau-pulau dan laut dangkal di Sulawesi yang dipisahkan oleh ambang yang ada di Kepulauan Talaud.
Punggung Laut
Adalah rangkaian perbukitan di dalam laut dan kadang-kadang muncul di permukaan laut. Punggung laut terjadi karena tenaga endogen yang berupa proses tekanan vertical. Contohnya Punggung Laut Sibolga.
Bumi kita, termasuk dasar laut itu tidak datar. Relief dasar laut bervariasi mulai dari punggung laut hingga palung laut. Pembuatan gambar morfologi laut dan kedalaman laut dapat dilakukan dengan menggunakan alat getaran suara (gema) yang disebut echo sounding.
Relief dasar laut dapat dibagi sebagai berikut:
Berdasarkan kecuramannya
  1. Continental shelf (paparan benua), relief ini dimulai dari zona pasang surut hingga relief dasar laut yang landai sebagai batas lautan.
  2. Continental Slope (lereng benua), relief yang membatasi continental shelf dengan dasar laut yang hampir rata, kemiringan relief ini curam. Batas antara continental shelf dan continental slope merupakan batas dari lautan. Continental slope juga dikenal dengan sebutan kaki benua.
  3. Deep sea plain (dataran dasar laut), relief ini mempunyai lereng yang hampir datar sampai landai karena adanya pengendapan di dasar laut meskipun masih terdapat bentukan seperti punggungan, plato palung, dan gunung api dasar laut yang muncul sebagai pulau gunung api seperti Pulau Rakata.
  4. The deeps (laut dalam), relief ini curam, sempit dan mencapai kedalaman lebih dari 5000 m. Biasanya, relief ini bentuknya memanjang.
 Berdasarkan Kedalamannya
  1. Zona Litoral (jalur pasang), zona ini merupakan tempat pasang dan surutnya permukaan air laut dan batas antara daratan dan lautan.
  2. Zona Neritik, zona ini dibatasi antara tempat pasang surut sampai continental shelf dengan kedalaman, 50-200 m dari permukaan laut. Zone ini penting artinya bagi hewan laut karena sinar matahari mampu menembus perairan, karena itu itu nelayan banyak menangkap ikan di zona ini.
  3. Zona Batial, merupakan zona laut yang dalamnya antara 200 – 2000 m. Sinar matahari sudah tidak dapat menembus zona ini. Pada zona ini tumbuhan sangat terbatas walaupun binatang laut masih ada.
  4. Zona Abysal, zona ini merupakan zona laut dalam dengan morfologi dasar laut landai sampai datar, meskipun terdapat cekungan yang memanjang yang disebut palung laut. Zona ini sering disebut sebagai lantai benua. Relief dasar laut berdasarkan kedalamannya ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Berdasarkan Bentuknya
Bentukan di dasar laut diantaranya adalah:
  1. Basin, dikenal juga dengan lubuk laut. Lubuk laut merupakan cekungan di dasar laut yang bentuknya sama dengan danau di daratan. Contoh basin adalah basin Banda dan  Sulawesi.
  2. Palung laut (trench/trough), merupakan dasar laut yang menyerupai lembah yang dalam dan memanjang. Contoh palung adalah palung Mindanau yang dalamnya 11.165 meter.
  3.  Ambang laut, merupakan bentukan di dasar laut seperti bukit memanjang yang memisahkan 2 laut. Contoh ambang laut di Laut Merah yang memisahkan Samudera Hindia dan Laut Merah.
  4. Punggung laut, merupakan punggungan rangkaian pegunungan di dasar laut dan puncaknya tidak muncul ke permukaan laut, contohnya rangkaian pegunungan mediterania yang tenggelam di Teluk Benggala.
  5. Mid Oceanic ridge, merupakan punggungan yang terbentuk akibat tenaga tektonik vertikal di tengah samudera sehingga bentuknya memanjang . Contohnya mid oceanic ridge tengah dasar samudera pasifik
  6. Lembah dangkal bekas alur sungai (paparan), zona neritik sekarang pada zaman es merupakan suatu daratan yang disebut paparan. Contoh paparan di Indonesia adalah Paparan Sunda. Pada Paparan Sunda dulu mengalir sungai-sungai yang ada di utara Pulau Jawa, Kalimantan bagian selatan pantai timur Sumatera.

Relief Dasar Laut

RELIEF DASAR LAUT

     Relief adalah bentuk kekasaran permukaan bumi, baik berupa tonjolan, dataran, atau cekungan yang terjadi karena adanya pengaruh tenaga-tenaga pembentuk muka bumi, baik tenaga endogen maupun tenaga eksogen.

     Relief dasar laut adalah perbedaan tinggi dan rendah permukaan laut. Relief dasar laut merupakan bentuk kekasaran permukaan bumi, baik berupa tonjolan atau cekungan yang terdapat di wilayah dasar laut.
Berbeda dengan relief daratan yang mudah digambarkan karena dapat dilihat dari atas, relief lautan relative lebih sulit ditentukan. Pada umumnya, lautan digambarkan dengan symbol area berwarna biru. Seperti juga halnya dengan wilayah daratan, penggambaran warna tersebut juga dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan warna berikut ini. Pada beberapa peta terdapat warna biru gelap untuk menunjukan letak suatu palung dan warna putih kelabu untuk menunjukan perairan es. Terkadang juga terdapat tanda 4.255, artinya laut tersebut mempunyai kedalaman 4.255 meter. Seperti halnya bentuk muka bumi di daratan yang beranekaragam, bentuk muka bumi di lautan juga beragam. Bedanya bentuk muka bumi di lautan tidak seruncing dan sekasar relief di daratan. Keadaan ini akibat dari erosi dan pengupasan oleh arus laut.
Relief dasar laut dibagi menjadi empat bagian utama, yaitu:
A. Landasan Kontinen ( continental shelf )
     Landasan Kontinen (continental shelf) adalah wilayah laut yang dangkal di sepanjang pantai dengan kedalaman kurang dari 200 meter, dengan kemiringan kira-kira 8,4% atau sekitar 0o7’ atau 2m/km.
Landasan kontinen merupakan dasar laut dangkal di sepanjang pantai dan menjadi bagian dari daratan. Contohnya Landas Kontinental Benua Eropa Barat sepanjang 250 km kea rah barat. Dangkalan sahul yang merupakan bagian dari benua Australia dan Pulau Irian, Landas kontinen dari Siberia kea rah laut Arktik sejauh 100 km, dan Dangkalan Sunda yang merupakan bagian dari Benua Asia yang terletak antara Pulau Kalimantan, Jawa, dan Sumatera.
B. Lereng benua ( continental slope )
     Lereng benua (continental slope) merupakan kelanjutan dari continental shelf dengan kemiringan antara  4% sampai 6%. Kedalaman lereng benua lebih dari 200 meter. Daerah ini meluas dari patahan beting sampai pada kedalaman rata-rata 2 km. Daerahnya curam dengan kemiringan rata-rata 40o17’ atau 1:2 sampai 1:40, dan mencakup luas 13% dari luas permukaan bumi.
C. Tanjakan Kontinental
     Daerah ini adalah transisi antara benua dengan samudra, mempunyai kemiringan 1:50 sampai 1:800 dengan rata-rata 1:150. Tanjakan continental merupakan tempat pengumpulan sedimen yang berasal dari benua.

D. Dasar Samudra ( ocean floor )
     Deep Sea Plain, yaitu dataran dasar laut dalam dengan kedalaman lebih dari 1000 meter.
 The Deep, yaitu dasar laut yang terdalam yang berbentuk palung laut (trog).

Relief dasar laut dapat dibedakan atas:

1. Shelf (paparan),  yaitu dasar samudera yang dangkal sepanjang pantai yang dalamnya kurang dari 200 m. Shelf masih termasuk bagian sebuah benua. Di kawasan shelf  banyak terdapat ikan.
2. Plat (dangkalan), yaitu dasar samudera yang dangkal. Plat merupakan dasar laut yang luas dan dalamnya kurang lebih 200 m. Plat masih termasuk bagian sebuah benua. Seperti hanya shelf, di daerah plat banyak terdapat ikan. Kita mengenal 3 macam dangkalan, yaitu:
- Dangkalan Sunda, yaitu dasar laut antara Sumatera, Jawav, dan Kalimantan dengan kedalaman rata-rata 40-45 m. Daerah ini termasuk Benua Asia.
- Dangkalan Sahul, yaitu dasar laut antara Irian dan Australia dengan kedalaman rata-rata 45-60 m. Daerah ini termasuk Benua Australia.
- Dangkalan Laut Utara, yaitu laut di sekitar Kepulauan Inggris. Dangkalan ini termasuk Benua Eropa.
3. Gunung laut, yaitu gunung yang kakinya berada di dasar laut sedangkan badan puncaknya muncul ke atas permukaan laut dan merupakan sebuah pulau.
Contoh : Gunung Krakatau.

4. Seamount, yaitu gunung di dasar laut dengan lereng yang curam dan berpuncak runcing serta kemungkinan mempunyai tinggi sampai 1 km atau lebih tetapi tidak sampai ke permukaan laut.
Contoh : St. Helena, Azores da Ascension di laut Atlantik.

5. Guyot, yaitu gunung di dasar laut yang bentuknya serupa dengan seamount tetapi bagian puncaknya datar. Banyak terdapat di lautan pasifik.

6. Punggung laut ( ridge ), yaitu punggung pegunungan yang ada di dasar laut.
Contoh : punggung laut Sibolga.

7. Ambang laut ( drempel), yaitu pegunungan di dasar laut yang terletak diantara dua laut dalam.
Contoh : ambang laut sulu, ambang laut Sulawesi.

8. Lubuk laut ( basin), yaitu dasar laut yang bentuknya bulat cekung yang terjadi karena ingresi.
Contoh : lubuk laut sulu, lubuk laut Sulawesi.

9. Palung laut ( trog ), yaitu lembah yang dalam dan memanjang di dasar laut terjadi karena ingresi. Palung laut terjadi karena adanya tabrakan antar lempeng ( subduksi ) yang sangat kuat antar lempeng-lempengnya.
Contoh : palung Sunda, Palung Mindanao, Palung Mariana.
Pegunungan laut, yaitu bukit di dasar laut. Contohnya, punggung Laut Siboga, punggung Laut Maskarenen, dan punggung Laut Walvis.


Erosi Air Laut

Pengertian dan Macam-macam Erosi


BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Erosi
Setelah permukaan batuan terlapuk dan jika ada aliran tenaga yang kuat akan membawa material hasil pelapukan ini. Proses ini disebut erosi. Erosi didefenisikan sebagai suatu peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat yag terangkut dari suatu tempat ketempat lain, baik disebabkan oleh pergerakan air , angin dan/atau es.
Erosi juga dapat didefenisikan sebagai  peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup misal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian  biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktek tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktek konservasi ladang dan penanaman pohon.
a.        Jenis-Jenis Erosi
Berdasarkan tenaga pengikis, erosi dibedakan menjadi empat, antara lain :
1. Ablasi (Pengikisan oleh air)
Umum terjadi di wilayah iklim tropik (yang curah hujan sangat tinggi).
Bentuk-bentuk Ablasi antara lain :
a.  Erosi Percik (splash erosion)
Erosi ini berupa percikan partikel-partikel tanah halus yang disebabkan oleh tetes hujan pada tanah dalam keadaan basah. Tanda-tanda nyata adanya erosi percik pada musim hujan dapat dilihat pada permukaan daun yang terdapat pada partikel tanah,  adanya batuan kerikil diatas lapisan tanah. Jadi, jenis erosi ini dapat diamati pada waktu musim hujan.
b.  Erosi Lembar (sheet erosion)
Erosi ini memecah partikel tanah pada lapisan tanah yang hampir seragam, sehingga erosi ini menghasilkan kenampakan yang seragam. Intensitas dan lamanya hujan melebihi kapasitas infiltrasi. Oleh karena itu, laju erosi permukaan dipengaruhi oleh kecepatan dan turbulensi aliran.
c. Erosi Alur (rill erosion)
Erosi ini menghasilkan alur-alur yang mempunyai kedalaman yang kurang dari 30 cm dan lebar kurang dari 50 cm. Sering terjadi pada tanah-tanah yang baru saja diolah.
d. Erosi Parit (gully erosion)
Erosi ini menghasilkan alur-alur yang mempunyai kedalaman lebih dari 30 cm dan lebar lebih dari 50 cm.
e. Erosi Mudik (headward erosion)
Erosi ini menyebabkan lembah parit diperpanjang ke hulu.
f. Erosi Vertikal (erosi internal atau subsurface erosion)
Erosi ini menyebabkan lembah bertambah dalam.
g. Erosi Lateral
Erosi ini mengikis di tepi sungai, melebarkan lembah dan menyebabkan meandering.
2. Deflasi atau Korasi
Proses pengikisan batuan atau tanah yang dilakukan oleh angin disebut Deflasi atau Korasi. Erosi oleh tenaga angin banyak terjadi di daerah gurun atau kering. Bentuk-bentuk lahan yang dapat diamati akibat erosi angin antara lain batu jamur. Contohnya adalah dapat membentuk Mushroom Rock. Berdasarkan teori, adanya gurun pasir karena proses pelapukan mekanis. Proses ini dimulai ketika suhu siang hari yang terik memanasi batuan gurun sampai diatas 80 derajat celcius sehingga batuan itu memuai. Selama beribu-ribu tahun, angin gurun mengeruk batuan yang hancur dan mengangkut butiran- butiran pasir halus. Lama-lama pasir itu menumpuk menjadi bukit pasir yang halus.
3. Eksarasi (glasiasi)
Erosi oleh gletser dan sering disebut erosi glasial, yaitu erosi yang terjadi akibat pengikisan massa es yang bergerak menuruni lereng dan dapat terjadi di pegunungan tinggi yang tertutup salju, misalnya di Pegunungan Alpen, Pegunungan Himalaya, dan Pegunungan Rocky. Ciri khas bentuk lahannya adalah adanya alur-alur lembah yang arahnya relatif sejajar. Erosi ini yang berlangsung lama dapat membuat lembah-lembah yang dalam dengan bentuk seperti huruf U. Endapan erosi oleh gletser disebut dengan MORAINE.
4. Abrasi
Erosi berdampak juga pada perubahan muka Bumi. Abrasi (erosi di pantai) yaitu erosi oleh air laut atau ombak yang dibantu dengan adanya batu-batu kerikil dibawa pecahan ombak akan mengikis daerah sekitar pantai dan kekuatan pengikisan sebanding dengan besarnya gelombang. Kejadian seperti ini pernah terjadi di Jayapura, abrasi di sepanjang pantai di Pulau Biak mencapai 75 m dari garis pantai. Sejumlah karang dan pulau rusak bahkan tenggelam akibat pengikisan. Pulau-pulau yang tenggelam tersebut sebelumnya merupakan objek wisata yang sangat indah di pulau Biak. Jadi, proses abrasi dan erosi oleh tenaga gelombang atau air laut yaitu:
·         Abrasi menghasilakan cekungan yang panjang pada garis pantai.
·         Kemudian, cekungan tererosi lebih lanjut menjadi gua.
·         Erosi lebih lanjut oleh gelombang menyebabkan runtuhnya atap gua ke laut dan terbentuklah cliff (dinding terjal).
·         Erosi yang terus-menerus, menyebabkan cliff runtuh. Pada periode waktu yang panjang, proses ini berlangsung terus-menerus menyebabkan terbentuknya platform di kaki cliff.
Beberapa bentuk lahan akibat erosi oleh tenaga gelombang antara lain, sebagai berikut :
1.      Cliff, yaitu pantai yang berdinding curam sampai tegak.
2.      Relung,yaitu cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding cliff.
3.      Dataran abrasi, yaitu hamparan wilayah yang datar akibat abrasi dan dapat terlihat dengan jelas pada saat pasang surut.
5. Erosi karena Gravitasi
Erosi karena gravitasi terjadi dalam bentuk gerakan tanah atau tanah longsor, yaitu gerakan massa tanah dan atau batuan menuruni lereng karena gaya gravitasi bumi. Gerakan tanah dapat terjadi dalam bentuk, antara lain: rayapan tanah, tanah longsor, atau jatuhan.
6. Erosi oleh Organisme
Erosi ini terjadi karena aktifitas organisme yang melakukan pemboran, penggerusan atau penghancuran terhadap batuan. Erosi ini disebut juga bioerosion.
Ada 2 macam erosi, yaitu:
1. Normal/ Geological erosion, yaitu:
Erosi yang berlangsung secara alamiah, terjadi secara normal dilapangan melalui tahap- tahap:
a. Pemecahan agregat- agregat tanah kedalam partikel- partikel tanah yaitu butiran- butiran tanah yang kecil.
b. Pemindahan partikel- partikel tanah dengan penghanyutan ataupun karena kekuatan angin.
c. Pengendapan partikel- partikel tanah yang terpindahkan atau terangkut tadi ditempat- tempat yang lebih rendah atau didasar- dasar sungai.
Erosi secara alamiah dapat dikatakan tidak menimbulkan musibah yang hebat bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan dan kemungkinan kerugianpun hanya kecil saja, ini dikarenakan banyaknya partikel- partikel tanah yang dipindahkan atau terangkut seimbang dengan banyaknya tanah yang terbentuk ditempat- tempat yang lebih rendah itu.
2. Accelerated erosion, yaitu:
Dimana proses- proses terjadinya erosi tersebut yang dipercepat akibat tindakan- tindakan dan atau perbuatan- perbuatan itu sendiri yang bersifat negatif ataupun telah melakukan kesalahan dalam pengelolaan tanah dalam pelaksanaan pertanian. Jadi dalam hal ini manusia membantu mempercepat terjadinya erosi tersebut. Jenis erosi ini banyak sekali menimbulkan petaka, karena memang lingkungannya telah mengalami kerusakan- kerusakan, menimbulkan kerugian besar seperti banjir, kekeringan ataupun turunnya produktifitas tanah.
B.     Proses Terjadinya Erosi
Erosi air timbul apabila aksi dispersi dan tenaga pengangkut oleh air hujan yang mengalir ada di permukaan dan atau di dalam tanah. Jadi erosi dapat terjadi minimal dengan satu tahapan yakni dispersi oleh butir hujan dan/atau oleh air limpasan.  Adapun tahapan erosi meliputi :
1.      Benturan butir-butir hujan dengan tanah.
2.      Percikan tanah oleh butir hujan ke semua arah.
3.      Penghancuran bongkah tanah oleh butiran hujan.
4.      Pemadatan tanah.
5.      Penggenangan air di permukaan.
6.      Pelimpasan air karena adanya penggenangan dan kemiringan lahan.
7.      Pengangkutan partikel terpecik dan/atau massa tanah yang terdispersi oleh air limpasan.
C.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Erosi
Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringan lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan tata guna lahan oleh manusia.
Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi, frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan. Sedimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfir terhadap erodibilitas lempung juga sebaiknya diperhatikan
Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan. pada hutan yang tak terjamah, minerla tanah dilindungi oleh lapisan humus dan lapisan organik. kedua lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak tetesan hujan. lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan-hujan yang lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau penebangan, derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti dengan hujan lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika lapisan sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan tanah terhadap erosi meningkat tinggi.
Pada dasarnya erosi dipengaruhi oleh tiga faktor utama, ketiga kelompok tersebut meliputi :
1.      Energi : hujan, air limpasan, angin, kemiringan dan panjang lereng.
2.      Ketahanan : erodibilitas tanah (ditentukan oleh sifat fisik dan kimia tanah).
3.      Proteksi : penutupan tanah baik oleh vegetasi atau lainnya serta ada atau tidaknya tindakan konservasi.
Jalan, secara khusus memungkinkan terjadinya peningkatan derajat erosi, karena, selain menghilangkan tutupan lahan, jalan dapat secara signifikan mengubah pola drainase, apalagi jika sebuah embankment dibuat untuk menyokong jalan. Jalan yang memiliki banyak batuan dan hydrologically invisible ( dapat menangkap air secepat mungkin dari jalan, dengan meniru pola drainase alami) memiliki peluang besar untuk tidak menyebabkan pertambahan erosi.
Erosi tidak lepas dari aliran permukaan. Dengan adanya aliran air di atas permukaan tanah, tanah dapat terkikis dan selanjutnya diangkut ke tempat yang lebih rendah. Dengan demikian terjadilah perpindahan lapisan tanah; mineral-mineral dan bahan organik yang terdapat pada permukaan tanah. Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang diangkut oleh media alami ketempat lain.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...