Hujan disertai angin kencang
adalah salah satu fenomena cuaca ekstrem yang sangat sering terjadi di
Indonesia, terutama di masa-masa awal musim hujan. Peristiwa tumbangnya
puluhan pohon perindang jalan, papan reklame, dan rambu lalu lintas di
Jakarta dalam pekan pertama Januari 2012 ini adalah contohnya.
Tahap-tahap pembentukan hujan angin
Hujan badai (rainstorm)
dapat terjadi dimana saja bila ada massa udara lembab yang lebih hangat
dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Proses diawali pemanasan udara
di atas permukaan tanah pada siang hari oleh radiasi matahari.
Udara di dekat
permukaan tanah memuai dan air di permukaan tanah menguap. Kondisi ini
menyebabkan udara menjadi lembab dan ringan sehingga naik dalam jumlah
yang cukup masif.
Udara lembab dan
ringan yang massif tadi bergerak ketas, tahap ini adalah awal
pembentukan awan badai yang dusebut tahap cumulus (terbentuknya awan
cumulus). Pada ketinggian tertentu uap air mulai terkondensasi menjadi
butir-butir air halus membentuk awan hitam.
Kondensasi butiran
air tadi melepaskan latensi panas penguapan menyebabkan makin
menurunnya kerapatan udara yang sedang bergerak naik sehingga awan itu
terus berkembang menjadi awan cumulonimbus hingga ketinggian 6
kilometer, ditandai dengan bagian bawah awan yang semakin menghitam.
Semakin bertambahnya ketinggian, kondensasi makin meningkat. Kondisi
itu dapat pula disertai terbentuknya kristal-kristal es yang juga
melepaskan latensi penguapan sehingga menyebabkan gerakan udara naik (up draft) terus meninggi hingga 12-an kilometer. Tahap ini disebut tahap pematangan hujan angin.
Pembentukan butiran air dan kristal es menghebat dan tak mampu lagi didorong naik oleh up draft sehingga jatuh ke bumi dalam bentuk hujan deras disertai angin kencang, seringkali juga disertai sambaran petir.
Akibat tekanan
rendah di bawah awan cumulus yang terus naik maka udara yang lebih rapat
dari samping tertarik sehingga timbul angin kencang horizontal yang menuju ke kawasan tersebut. Bila kondisi itu disertai petir maka fenomena alam itu disebut badai petir (thunderstorm).
Setelah 15 menit
hingga satu jam hujan lebat disertai angin kencang, dan/atau disertai
petir tadi berlalu, perkembangan hujan angin memasuki tahap ketiga yang
disebut tahap peredaan. Hujan mereda dan angin kencang pun mulai mereda.
Masalahnya, waktu
15 menit hingga satu jam, angin kencang itu mungkin sudah menimbulkan
kerusakan parah: atap rumah bereterbangan, pohon, baliho, papa-papan
reklame, atau rambu lalu lintas bertumbangan.
Tanda-tanda awal yang perlu di waspadai
Hujan badai sebenarnya merupakan fenomena alam yang sangat predictable (dapat diprakirakan).
v Umumnya terjadi selepas tengah hari.
v Sejak pagi hingga siang hari cuaca mungkin sangat cerah, panas dan menggerahkan.
v Menjelang
atau selepas tengah hari cuaca berubah secara kontinu. Awan putih
memenuhi angkasa semakin lama semakin menebal disertai tiupan angin.
v Seiring menghitamnya awan, kecepatan angin makin lama makin kencang disertai kilatan petir.
Tip agar selamat dari hujan badai
v Ketika
sedang berkendara sebaiknya berhenti, sebab pohon dan papan-papan
reklame di pinggir jalan dapat tumbang seketika disertai banyaknya
benda-benda kecil beterbangan.
v Jika
terpaksa harus terus melaju, maka kurangilah kecepatan lalu tingkatkan
kewaspadaan sehingga bila di depan ada benda-benda jatuh dan beterbangan
dapat dihindari dengan mudah.
v Jika
berteduh atau memarkir kendaraan, hindari tempat-tempat dekat papan
rekalame/baliho atau pohon besar sebab benda-benda tersebut dapat roboh
menimpa kendaraan atau diri kita.
http://green.kompasiana.com/iklim/2012/01/15/tanda-awal-hujan-badai-dan-cara-menghindari-bahayanya-427575.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar