A. Struktur Lapisan Kulit Bumi (litosfer)
Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu:
a. Barisfer
yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun dari
lapisan nife (niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari barisfer +- 3.470
km.
b. Lapisan antara
yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km. Lapisan ini
disebut juga asthenosfer mautle/mautel), merupakan bahan cair bersuhu
tinggi dan berpijar. Berat jenisnya 5 gr/cm3.
c. Lithosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan ketebalan 1200km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.
Litosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu:
1. Lapisan sial
yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AL 2 O3. Pada lapisan sial
(silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit
andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang
terdapat di daratan benua.
Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
- Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian
bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
- Kerak samudra
: merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian
atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah
tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar
samudra
2. Lapisan sima (silisium magnesium)
yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan
magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai
berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung
besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt.
Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan
rata rata 65 km .
1. Batuan pembentuk lithosfer
Pada lithosfer terdapat tiga jenis batuan yaitu:
a. Batuan beku
b. Batuan sedimen
c. Batuan metamorf
Semua batuan pada mulanya dari magma Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi. Gunung
berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah
mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian
menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun
lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta
aktifitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya
hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke
tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut
batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat
berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan
temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan
malihan atau batuan metamorf.
Untuk lebih memahami jenis-jenis batuan perhatikan uraian berikut:
a. Batuan Beku
Ada
dua macam batuan beku, yaitu batuan beku dalam (contohnya batu granit),
dan batuan beku luar (contohnya batu andesit ). Untuk mengetahui
ketepatan batuan jenis batuan harus dilakukan uji laboratorium dengan
menggunakan mikroskop untuk melihat bentuk kristal batuanya.
b. Batuan sedimen
Ada
beberapa macam batuan sedimen, yaitu batuan sedimen klastik, sedimen
kimiawi dan sedimen organic. Sedimen klastik berupa campuran hancuran
batuan beku, contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir. Sedimen
kimiawi berupa endapan dari suatu pelarutan, contohnya batu kapur dan
batu giok. Sedimen organic berupa endapan sisa sisa hewan dan tumbuhan
laut contohnya batu gamping dan koral.
c. Batuan Malihan (Batuan Metamorf)
Batuan
malihan atau metamorf adalah batuan yang berubah bentuk. Contohnya
kapur (kalsit) berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi
kuarsit.
2. Pemanfaatan lithosfer
Lithosfer
merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan
memiluki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Litosfer
bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman.
Manusia melakukan aktifitas di atas lithosfer. Selanjutnya lithosfer
bagian bawah mengandung bahan bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi
manusia. Bahan bahan mineral atau tambang yang berasal dari lithosfer
bagian bawah diantaranya minyak bumi dan gas, emas, batu bara, besi,
nikel dan timah.
3. Bentuk muka bumi sebagai akibat proses vulkanisme dan diatropisme.
Mengapa bentuk permukaan bumi tidak merata. Hal
ini disebabkan karena adanya pengaruh dari luar bumi dan dalam bumi itu
sendiri. Pengaruh dari dalam bumi berupa suatu tenaga yang sangat besar
sehingga dapat membentuk muka bumi yang beraneka ragam. Tenaga yang
berasal dari dalam bumi disebut endogen. Tenaga yang berasal dari luar bumi disebut tenaga eksogen. Tenaga eksogen bersifat merusak bentuk bentuk permukaan bumi yang dibangun atas tenaga endogen.
Tenaga endogen meliputi tektonisme, vulkanisme dan seisme, sedangkan tenaga eksogen meliputi pengikisan dan pengendapan. Tenaga eksogen antara lain meliputi pelapukan (weathering) dan erosi (pengikisan).
1. Gejala vulkanisme.
Vulkanisme yaitu peristiwa yang sehubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma
adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas
yang berada dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya
suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya sehingga dapat
terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi.Magma dapat
berbentuk gas padat dan cair. Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi
oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer (kulit bumi). Apabila
penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan intrusi
magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi
disebut ekstrusi magma. Sampai di sini apakah anda dapat memahami. kalau
anda sudah
intrusi magma adalah
peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batu-batuan, tetapi tidak
mencapai permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu:
a)
Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup
diantara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan
tersebut.
b) Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.
c) Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela sela lipatan (korok).
d) Diatroma adalah lubang (pipa) diantara dapur magma dan kepundan gunung berapi bentuknya seperti silinder memanjang .
Ekstrusi magma adalah
peristiwa penyusupan magma hingga keluar Permukaan bumi dan membentuk
gunung api. Hal ini terjadi bila tekanan Gas cukup kuat dan ada retakan
pada kulit bumi . Ekstrusi magma dapat di bedakan Menjadi:
a) Erupsi linier, yaitu magma keluar melalui retakan pada kulit bumi, berbentukKerucut gunung api.
b) Erupsi sentral, yaitu magma yang keluar melalui sebuah lubang permukaan bumi dan membentuk gunung yang letaknya tersendiri.
c) Erupsi areal,
yaitu magma yang meleleh pada permukaan bumi karena letak Magma yang
sangat dekat dengan permukaan bumi, sehingga terbentuk kawah gunung
berapi yang sangat luas.
Gunung merupakan tonjolan pada kulit bumi yang terdiri dari lerengdan puncak.
Pada
umumnya bentuk gunung berapi di Indonesia adalah strato (kerucut).
Gunung berapi yang pernah meletus, umunya berpuncak datar. Oleh karena
itu, di Indonesia sering terjadi peristiwa gunung meletus. Magma yang
keluar ke permukaan bumi ada yang padat cair dan gas. Material yang
digunakan oleh gunung api tersebut, antara lain:
1) Eflata (material padat) berupa lapili, kerikil, pasir dan debu.
2) Lava dan lahar, berupa material cair.
3) Eksalasi (gas) berupa nitrogen belerang dan gas asam.
Ciri cirri gunung api yang akan meletus, antara lain:
1) Suhu di sekitar gunung naik.
2) Mata air mejadi kering
3) Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang kadang disertai getaran (gempa)
4) Tumbuhan di sekitar gunung layu, dan
5) Binatang di sekitar gunung bermigrasi.
Tanda
tanda ini menandakan intrusi magma yang terus mendesak kepermukaan,
apabila desakan ini cukup kuat, yang terjadi adalah letusan gunung
berapi. Setelah terjadi letusan Gunung itu mengalami istirahat, tetapi
aktifitas gunung tersebut masih berlangsung, sehingga suatu saat dapat
mengeluarkan suatu tanda tanda aktif kembali. material vulkanik yang
terdapat pada gunung berapi setelah meletus (post vulkanik), antara
lain:
1) terdapatnya sumber gas H2 S, H2O,dan CO2.
2) Sumber air panas atau geiser.
Sumber
gas ini ada yang sangat berbahaya bagi kehidupan. Bahkan dapat
mematikan misalnya yang terjadi pada Kawah Sinila (Dieng) disamping
berbahaya, gejala post vulkanik bermanfaat juga bagi kehidupan manusia.
bahkan dapat juga dijadikan objek wisata , Misalnya air panas dan kawah
gunung berapi
Manfaat dan kerugian vulkanisme
Peristiwa vulkanik selain memberikan manfaat juga dapat menimbulkan kerugian harta benda maupun jiwa. Keuntungan yang kita peroleh setelah vulkanisme berlangsung antara lain:
1)
objek wisata berupa kawah (Kawah gunung bromo ), sumber air panas yang
memancar (Yellowstone di amerika serikat, dan pelabuhan ratu di
cisolok), sumber air mineral (Maribaya di jawa barat dan Baturaden di
jawa tengah)
2) Sumber energi panas bumi misalnya di kamojang, Jawa Barat.
3) Tanah subur yang akan diperoleh setelah beberapa tahun kemudian. Kerugian yang kita alami terutama adalah berupa jiwa dan harta benda, karena:
1) gempa bumi yang dapat ditimbulkanya dapat merusak bangunan.
2) Kebakaran hutan akibat aliran lava pijar.
3) Tebaran abu yang sangat tebal dan meluas dapat merusak kesehatan dan mengotori sarana yang ada.
2. Bentuk muka bumi akibat diatropisme
Ditropisme
adalah proses pembentukan kembali kulit bumi pembentukan gunung-gunung,
lembah-lembah, lipatan lipatan dan retakan retakan. Proses pembentukan
lembah kulit bumi tersebut karena adanya tenaga tektonik.
Tektonisme
adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang menyebabkan perubahan
lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun vertikal. Tenaga tektonik
adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan gerak naik
dan turun lapisan kulit bumi. Gerak itu meliputi gerak orogenetik dan gerak epirogenetik. (orogenesa dan epiro genesa).
Gerak orogenetik adalah
gerak yang dapat menimbulkan lipatan patahan retakan disebabkan karena
gerakan dalam bumi yang besar dan meliputi daerah yang sempit serta
berlangsung dalam waktu yang singkat.
a). Lipatan, yaitu
gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan berlangsung
dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut
atau melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang nantinya menjadi
pegunungan. Punggung lipatan dinamakan aliklinal, daerah lembah
(sinklinal) yang sangat luas dinamakan geosinklinal, ada beberapa
lipatan, yaitu lipatan tegak miring, rebah,menggantung, isoklin dan
kelopak.
a. lipatan tegak d. lipatan menggantung
b. lipatan miring e. lipatan isoklin
c. lipatan rebah f. lipatan kelopak
Patahan yaitu gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung yang dalam waktu yang sangat cepat, sehingga
menyebabkan
lapisan kulit bumi retak atau patah. Bagian muka bumi yang mengalami
patahan seperti graben dan horst. Horst adalah tanah naik, terjadi bila
terjadi pengangkatan. Graben adalah tanah turun, terjadi bila blok
batuan mengalami penurunan.
b). Gerak epirogenetic
yaitu gerak yang dapat menimbulkan permukaan bumi seolah turun atau
naik, disebabkan karena gerakan di bumi yang lambat dan meliputi daerah
yang luas gerak epirogenetik di bedakan menjadi dua, yaitu gerak epiro
genetic positif dan gerak epiro genetic negatif.
1.) Gerak epirogenetic positif
adalah gerakan permukaan bumi turun dan seolah olah permukaan air laut
naik. Contoh, turunya pulau-pulau di kawasan Indonesia timur (Kepulauan
Maluku dan kepulauan Benda.
2.) Gerak epirogenetic negatif adalah gerakan permukaan bumi seolaholah permukaan bumi naik dan seolah olah permukaan air turun.
Contoh, naiknya dataran tinggi Colorado. Supaya lebih jelas, lihatlah gambar di bawah ini.
PERUBAHAN BENTANG ALAM DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN
A. Bentang Alam Akibat Proses Pengikisan dan Proses Pengendapan
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak berupa air, gletser maupun sinar matahari.
Pengrusakan
bentuk muka bumi oleh tenaga eksogen berupa pelapukan, pengikisan
(erosi) dan pengendapan. Dalam modul ini akan dibahas satu persatu.
1. Pelapukan
Pelapukan
adalah proses pegrusakan atau penghancuran kulit bumi oleh tenaga
eksogen. Pelapukan di daerah daerah berbeda beda tergantung unsur unsur
dari daerah tersebut. Misalnya di daerah tropis yang pengaruh suhu dan
air sangat dominan, tebal pelapukan dapat mencapai seratus meter,
sedangkan daerah sub tropis pelapukannya hanya beberapa meter saja.
Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
- pelapukan fiik atau mekanik
- pelapukan organis
- pelapukan kimiawi
Penjelasan ketiga jenis tersebut adalah:
a. Pelapukan fisik dan mekanik.
Pada
proses ini batuan akan mengalami perubahan fisik baik bentuk maupun
ukuranya. Batuan yang besar menjadi kecil dan yang kecil menjadi halus.
Pelapukan ini di sebut juga pelapukan mekanik sebab prosesnya
berlangsung secara mekanik.
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa
ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim
Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50
Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi
mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut.
Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan
pecah atau retak-retak.
2. Adapun pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batubatuan
menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.
3. Berubahnya air garam menjadi kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguapdan garam akan mengkristal. Kristal garam garam ini tajam
sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.
b. Pelapukan organik
Penyebabnya
adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia, binatang
yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga.
Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang
dibuat oleh binatang.Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini
dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu
berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak
tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang
dikeluarkan oleh akarakar serat makanan menghisap garam makanan. Zat
asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman mudah diserap oleh akar.
Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan
pohon, pembangunan maupun penambangan.
c. Pelapukan kimiawi
Pada
pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya
berupa pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada
pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air
dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang)
dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini
merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia
pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena
di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan
terjadinya pelapukan kimiawi.
Gejala atau bentuk - bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya:
a. Dolina
Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk corong. Dolina
dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina
terdapat hampir di semua bagian pegununga kapur di jawa bagian selatan,
yaitu di pegunungan seribu.
b. Gua dan sungai di dalam Tanah
Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan. Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang,
karena pengaruh larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.
c. Stalaktit adalah kerucut kerucut kapur
yang
bergantungan pada atap gua. Terbentuk dari kapur yang tebal akibat
udara masuk dalam gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur yang
berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua
tabunan dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua jatijajar di
Kebumen, Jawa Tengah.
2. Bentangan alam akibat pengikisan.
Air
yang mengalir menimbulkan gesekan terhadap tanah dan batuan yang di
laluinya. Gesekan akan semakin besar jika kecepatan dan jumlah air
semakin besar. Kecepatan air juga akan semakin besar jika gradien
(kemiringan) Lahan juga besar. Gesekan antara air dengan tanah atau
batuan di dasar sungai dan gesekan antara benda benda padat yang
terangkat air oleh tanah atau batuan di bawahnya dapat menyebabkan
terjadinya pengikisan. Pengikisan oleh air sungai yang terjadi secara
terus menerus dapat mengakibatkan terbentuk v, jurang atau ngarai,
aliran deras dan air terjun.
a. Lembah
Apabila
kecepatan aliran air di dasar sungai vepat maka akan terjadi pengikisan
di dasar sungai capat maka akan terjadi pengikisan di dasar sungai atau
sering di sebut erosi vertical. Apabila aliran aliran air yang cepat
terjadi di tepi sungai maka akan manyebabkan terjadinya pengikisan ke
arah samping atau erosi ke samping. Hasil erosi vertical, sungai semakin
lama semakin dalam, sedang erosi ke samping menyebabkan sungai samakin
lebar. Erosi vertical membentuk huruf v. Contoh lembah aria, Ngarai
sianak serta Grand di Amerika Serikat.
b. Jurang
Perhatikan
anda melihat adanya sungai yang sangat dalam dan sempit. Bentang alam
seperti itu termasuk jurang. Jurang terbentuk jika pengikisan terjadi
pada batuan yang resisten. Batuan resistenyang ada di kanan kiri sungai
tidak mudah terkikis oleh air, sedangkan erosi veritikal terus
berlangsung. Oleh
karena itu erosi vertical berlangsung lebih cepat dibandingkan erosi ke
samping. Akibatnya, dinding sungai sangat miring atau cenderung
vertical dan dasar sungai dalam.bahan yang resisten adalah batuan yang
keras dan tidak mudah terkikis air.
c. Aliran deras
Kadang kala kita temui sungai yang pada beberapa bagianya sangat deras, sedangkan bagian yang lain tidak deras. Aliran air sungai yang
deras
terbentuk dari adanya jenis batuan yang selang- seling antara batuan
yang resisten dan batuan yang tidak resisten pada dasar sungai. Saat
air melewati batuan yang resisten, air akan sulit melakukan pengikisan,
akibatnya dasar sungai menjadi tidak rata. Pada saat air melewati
batuan yang tidak resisten, terjadi turbulensi dan terbentuk seperti air
terjun pendek yang aliranya deras. Bentang alam seperti ini disebut
rapit atau aliran deras.
d. Air terjun
Air
terjun terbentuk pada sungai yang jenis batuan di dasar sungai ada yang
resisten yang tidak resisten.Proses yang terjadi hampir sama dengan
aliran deras. Hanya saja, pengikisan air mengakibatkan perbedaan air
yang cukup besar antara batuan resisten dan batuan tidak resisten.
Akibatnya, air jatuh dari ketinggian membentuk air terjun.
3. Pengikisan (erosi) oleh air laut
Erosi
oleh air laut merupakan pengikisan di pantai oleh pukulan gelombang
laut yang Terjadi secara terus - menerus terhadap dinding pantai.
Bentang alam yang diakibatkan oleh erosi air laut, antara lain cliff
(tebing terjal), notch (takik), gua di pantai, wave cut platform
(punggung yang terpotong gelombang), tanjung, dan teluk. Cliff terbentuk
karena gelombang melemahkan batuan di pantai. Pada awalnya gelombang
meretakan batuan di pantai. Akhirnya, retakan semakin membesar dan
membentuk notch yang semakin dalam akan membentuk gua. Akibat diterjang
gelobang secara terus menerus mengakibatkan atap gua runtuh dan
membentuk cliff dan wave cut playform.
Selanjutnya bagaimana tanjung dan teluk dibentuk?
Tanjung
adalah daratan yang menjorok ke laut, sedang teluk adalah laut yang
menjorok ke arah daratan. Pantai memiliki jenis batuan yang berselang
seling antara batuan resisten dan tidak resisten. Pada batuan yang tidak
resisten akan dengan mudah tererosi, sedangkan batuan yang resisten
sulit untuk tererosi. Akibatnya, pada batuan yang tidak resisten akan
terbentuk teluk yang menjorok ke daratan pada batuan yang resisten
terbentuk tanjung yang menjorok ke laut.
1. Erosi oleh es/gletser
Erosi
oleh gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gletser (lapisan
es) di daerah pegunungan. Pengikisan ini terjadi di daerah yang memiliki
empat musim. Pada saat musim semi, terjadi erosi oleh gletser yang
meluncur menuruni lembah. Akkibatnya lereng menjadi lebih terjal. Contoh
bentang alam yang terjadi akibat erosi gletser adalah pantai fyord, yaitu pantai dengan dinding yang berkelok kelok.
2. Erosi oleh angin
Pengikisan
oleh angin banyak terjadi di daerah gurun atau di daerah yang beriklim
kering. Jika angin dan pasir mengikis batu batuan yang dilaluinya maka
akan membentuk batu cendawan di gunung pasir. Contohnya, Tanah Loss di
cina Utara (Gurun Gobi) yang memiliki tebal 600 m.
B. Bentang Alam Akibat Proses Pengendapan (sedimentasi)
Sedimentasi
adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh
Air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Semua
batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama kelamaan
akan menjadi batuan sedimen. Hasil
proses sedimentasi di suatu tempat dengan tempat lain akan berbeda.
Berikut ini akan dijelaskan ciri bentang lahan akibat proses pengendapan
berdasarkan tenaga pengangkutnya.
1) Pengendapan oleh air
Batuan
hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis. Bentang alam hasil
pengendapan oleh air, antara lain meander, dataran banjir, tanggul alam dan delta.
a) Meander
Meander
merupakan sungai yang berkelok - kelok yang terbentuk karena adanya
pengendapan. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian
hulu.Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga
kecil. Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute
yang paling mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu
belum terjadi pengendapan. Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat
dan
membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik bagian
dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan
terjadi pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya
akan terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus akan membentuk meander.
Meander
biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana pengikisan dan
Pengendapan terjadi secara berturut turut. Proses pengendapan yang
terjadi secara terus menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong
dan terpisah dari aliran sungai, Sehingga terbentuk oxbow lake.
b. Delta
Pada
saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka kecepatan
aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terkadi pengendapan sedimen oleh
air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan Lumpur akan
tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk
lapisan - lapisan sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk
dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan
membentuk delta. Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama,
sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau
danau. Kedua, arus panjang di sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga , pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.
c. Dataran banjir dan tanggul alam
Apabila
terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya
terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air
surut, bahan bahan yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi
sungai. Akibatnya, terbentuk suatu Dataran di tepi sungai. Timbulnya
material yang tidak halus (kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya
tepi sungai lebih tinggi dibandingkan dataran banjir yang terbentuk.
Bentang alam itu disebut tanggul alam.
2) Pengendapan oleh Air Laut
Batuan
hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine. Pengendapan
oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam
hasil pengendapan oleh air laut, Antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai.
Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya terdiri dari material pasir. Ukuran
dan komposisi material di pantai sangat berfariasi tergantung pada
perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut. Arus pantai
mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi perubahan
arah, maka arus pantai akan tetap mengangkut material material ke laut
yang dalam. ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi
pengendapan material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material
yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu Disebut spit.
Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang
kadang spit terbentuk melewati teluk dan membetuk penghalang pantai (barrier beach).
Apabila di sekitar spit terdapat pulam, biasanya spit akhirnya tersambung
dengan daratan, sehingga membentuk tombolo.
3) Pengendapan oleh angin
Sedimen
hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil
pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk
pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi
bila terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang
kuat. Angin mengangkut dan mengedapkan Pasir di suatu tempat secara
bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.
4) Pengendapan oleh gletser.
Ssedimen
hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang alam
hasil Pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula
berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan
oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil
pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lemah. Akibatnya,
lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U.
C. Dampak Perubahan Lithosfer Terhadap Kehidupan
Perubahan
lithosfer yang akan dibahas di sini adalah perubahan yang mengarah
kepada kerusakan di muka bumi yang dinamakan juga sebagai degradasi. Degradasi di sini artinya penurunan kwalitas maupun perusakan lahan.
Penebangan hutan yang semena - mena penyebab utama degradasi lahan.
Selain itu tidak terkendali dan tidak terencananya penebangan hutan
secara baik merupakan bahaya Ekologis yang paling besar. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya degradasi yaitu:
- Erosi
- Pestisida
- bahan radio aktif
- pupuk kimia
- deterjen
- sampah organic (terutama dari derah perkotaan )
- wabah dan penyakit (baik bagi manusia, hewan maupun pertumbuhan) dan
penyebaran organisma yang menyebabkan infeksi,
- limbah industri anorganik (berbentuk gas, cair dan padat.
Dampak erosi yaitu:
Erosi
mempunyai beberapa akibat buruk. Penurunan kesuburan tanah. Kedua
menurunnya produksi sehingga akan mengurangi pendapatan petani.Erosi
tanah dapat terjadi karena adanya curah hujan yang tinggi, vegetasi
penutup lahan yang kurang, Kemiringan lereng, dan tata guna lahan yang
kurang tepat. Pendangkalan sungai untuk mengalirkan air juga berkurang
dan menyebabkan bahaya banjir. Pendangkalan
saluran pengairan mengakibatkan naiknya ..., mengurangi luas lahan
pertanian yang mendapat aliran irigasi. Kerusakan sumber daya air selain
banjir dan erosi adalah kekeringan dan pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh aktivitas manusia. Kerusakan sumber daya tanah dan air
merupakan masalah yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena sebagai
sumber daya alam, tanah mempunyai peranan yang sangat penting Sebagai
sumber unsur bagi tumbuhan dan sebagai media akar tumbuhan berjangkar
dan tempat air tanah tersimpan.
Masalah
tanah dan air merupakan salah satu masalah yang kini menonjol di Daerah
Aliran Sungai DAS, yang diorientasikan kepada segi- segi pemgawetan
tanah dan air dengan titik berat kepada peningkatan kesejahteraan
masyarakat harus dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat. Dampak
degradasi lahan terhadap lingkungan Degradasi lahan dapat terjadi di
lingkungan kota maupun pedesaan.
a. Kerusakan Lingkungan Kota
Migrasi
penduduk merupakan salah satu mekanisme untuk menjaga agar kepadatan
penduduk tidak melampaui daya dukung lingkungan. Salah satu migrasi yang
banyak terjadi aalah migrasi dari desa ke kotayang disebut urbanisasi.
Proses urbanisasi itu umumnya makin kuat seiring dengan makin
meningkatkan fasilitas suatu kota.
Kebiasaan
yang membuang sampah di mana dilakukan di kota. Di kota tidak ada daur
ulang sampah padahal pelayanan sanitasi di kata bertambah danbahkan
menurun. Penurunan fungsi sanitasi dan tidak tersedianya airminum yang
bersih mengakibatkan terjadinya ledakan penyakit kolera secara berkala.
Bentuk kerusakan lingkungan kota yang lain adalah terjadinya banjir,
kenaikan jumlah Penduduk dan kesadaran lingkungan. Hal ini mengakibatkan
permukaan tanah yang kedap terhadap air bertambah. Sehingga sedikit air
hujan yang dapat meresap ke dalam tanah. Di samping kerusakan sosial
budaya, orang desa yang bermigrasi ke kota banyak yang mempunyai
pendidikan yang rendah dan tidak terampil. Oleh sebab itu, mereka
kesukaran mendapatkan pekerjaan yang layak.
b. Kerusakan Lingkungan Desa
Usaha
untuk menaikan daya dukung lingkungan dengan menambah luas lahan yang
digunakan untuk pertanian merupakan reaksi terhadap kenaikan kepadatan
penduduk. Reaksi tersebut merupakan kekuatan yang disebut tekanan
penduduk. Tekanan penduduk terhadap lahan semakin diperbesar oleh
bertambah sempitnya lahan pertanian karena digunakan untuk kepentingan
lain, misalnya permukiman, jalan, dan pabrik. Kerusakan hutan membawa
banyak akibat. Hutan mempunyai fungsi perlindungan terhadap
tanah.Tetesan air hujan dengan energinya memukul permukaan tanah
mengakibatkan mengelupasnya butir-butir tanah. Proses ini disebut dengan
erosi percikan (splash erosion).
Sumber: Drs. Sutama, dengan pengubahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar