Gunung
Ciremai di Jawa Barat ini mempunyai nuansa mistik yang sangat kuat.
Gunung Ciremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. Tingginya
mencapai 3.078 m di atas permukaan laut (dpl). Ketika berada di puncak
Gunung Ciremai, Anda akan disuguhkan pemandangan spektakuler Kota
Majalengka, Bandung, dan Laut Jawa. Keindahan tersebut sama sekali
berbanding terbalik dengan cerita misteri Gunung Ciremai yang beredar di
masyarakat.
Takhanya itu, bagi sebagian masyarakat Kuningan dan sekitarnya, Gunung Ciremai diyakini sebagai asal muasal nenek moyang orang Jawa Barat. Keyakinan ini semakin kuat ketika para ahli arkeolog menemukan beberapa perkakas dari Zaman Batu Besar (Megalithikum) yang ditaksir berusia sekitar 3.000 tahun SM.
Gunung Ciremai menjulang membelah beberapa kabupaten karena bentuk undakkannya. Gunung Ciremai berada di antara dua kabupaten yaitu Kuningan sebelah timur dan Majalengka sebelah barat. Jika Anda tertarik mendakinya, puncak Ciremai bisa dicapai melalui tiga jalur. Yaitu jalur pendakian Palutungan dari arah selatan, Majalengka dari arah barat, dan Linggarjati dari arah timur.
Gunung Ciremai memiliki jalan pendakian yang berkelok. Pintar-pintar memilih jalur pada Gunung Ciremai ini menjadi hal yang harus diperhatikan. Pilihlah jalur yang aman, yaitu jalur Palutungan atau Majalengka. Jangan dari Linggarjati, karena jalur ini terkenal terjal dan curam dengan sudut kemiringan antara 70 sampai 80 derajat. Apalagi bagi Anda yang masih amatir. Tikungan tajam yang dimiliki jalur menuju Gunung Ciremai ini semakin menambah kental kesan misteri Gunung Ciremai itu sendiri.
Jalur Linggarjati tak hanya menguras tenaga, pendakinya rentan mengalami mountsickness (penyakit gunung). Ditandai dengan gejala mual, pusing, sedikit ngilu pada persendian, disertai halusinasi dan mengigau. Jalur ini mungkin justru akan menantang adrenalin Anda. Terutama bagi Anda yang memang menantikan bagaimana sensasi menyeramkan dari Gunung Ciremai tersebut.
Ditilik dari kriteria ketinggiannya, Gunung Ciremai memang tidak terlalu tinggi. Bandingkan dengan Gunung Semeru (3.676 m), Gunung Slamet (3.432 m), atau Gunung Arjuna (3.339 m). Ketinggian Gunung Ciremai di antara tiga gunung tertinggi di Pulau Jawa itu, memang tidak ada apa-apanya. Tetapi misteri Gunung Ciremai layak untuk diperhitungkan.
Ketinggian Gunung Ciremai yang sebenarnya tidak terlalu tinggi itu tidak mengurangi minat para pendaki untuk menaklukkannya. Gunung Ciremai dinilai sebagai salah satu gunung paling sukar di tanah Jawa. Gunung maut. Karena untuk mencapai puncaknya, butuh waktu dan tenaga ekstra. Belum lagi dengan kondisi alam yang tergolong berbahaya. Kehati-hatian menjadi syarat utama. Jika ceroboh, nyawa taruhannya. Hal itu seperti menjadi warna tersendiri dalam cerita misteri Gunung Ciremai
Jika kita memulai pendakian dari Linggarjati, perjalanan akan dimulai dari ketinggian sekitar 750 mdpl. Akibatnya, waktu tempuh untuk mencapai puncak menjadi cukup lama. Rata-rata 12 sampai 16 jam perjalanan. Dan di antara semua gunung yang ada di Jawa, hanya Gunung Ciremai yang memulai pendakian dari ketinggian seperti itu.
Masuk akal jika tantangan alam seperti ini yang menyebabkan banyak pendaki meninggal dunia. Karena kelelahan, minim atau habisnya persediaan makanan, hingga tersesat dari jalur pendakian. Cerita hilangnya nyawa pendaki di Gunung Ciremai itu semakin menambah cerita tentang misteri Gunung tertinggi di Jawa Barat yang terkesan mencekam itu.
Gunung Ciremai dengan jalur mautnya dan seringnya jatuh korban dari para pendaki, ternyata menimbulkan berbagai cerita rakyat. Salah satunya, beberapa kawasan di Gunung Ciremai diceritakan memiliki aura mistik yang kental. Lahirnya cerita misteri Gunung Ciremai pun tidak bisa dihindarkan.
Beberapa kawasan di Gunung Ciremai bahkan dianggap memiliki aura mistik yang kental. Sehingga ungkapan misteri yang menjadi kisah rakyat di bacakan dalam bisik ke bisik, pun marak terlahir dari daerah-daerah itu. Misalnya, beberapa situs (tempat) yang dianggap angker dan keramat. Penuh misteri. Seperti situs Kuburan Kuda. Konon, di area ini terdapat kuburan kuda milik tentara Jepang di masa penjajahan. Kuda tersebut digunakan para tentara Jepang untuk mengawasi para pekerja rodi. Jika melewati daerah ini, sering terdengar ringkikan kuda tanpa pernah terlihat jelas wujudnya.
Cerita misteri Gunung Ciremai ini juga disuguhkan oleh sebuah situs bernama situs Papa Tere. Situs ini dianggap angker karena pernah terjadi pembunuhan terhadap seorang anak oleh ayah tirinya.
Situs Sangga Buana dan Pengasungan atau Pengasinan, juga dikabarkan tak kalah angker. Di situs Pengasungan terdapat ladang yang tanamannya tak pernah layu, yaitu edelweiss. Keindahan alam di kedua situs tersebut, kalah pamor dengan nuansa keangkerannya.
Cerita misteri Gunung Ciremai yang datang dari daerah Pengasungan cukup menyeramkan. Pada malam-malam tertentu, sering terdengar jeritan atau derap langkah kaki para serdadu Jepang. Menurut catatan sejarah, pada masa penjajahan Jepang, Pengasungan adalah tempat pembuangan tawanan perang dari Indonesia.
Cerita misteri Gunung Ciremai tersebut lahir dari banyak cerita menyeramkan. Kejadian-kejadian mengerikan yang menumpuk selama berpuluh-puluh tahun menjadi penyebab angkernya Gunung Ciremai.
Tidak bisa dipungkiri jika berbagai cerita menyeramkan yang menjadi misteri Gunung Ciremai tersebut hadir akibat perilaku manusia itu sendiri. Kejahatan dan perilaku yang tidak menyenangkan pada masa lampau meninggalkan keangkeran yang tidak bisa dijelaskan oleh nalar manusia.
Di antara situs-situs yang sudah disebutkan tadi, situs Batu Lingga lah yang menjadi tempat paling sakral. Misteri Gunung Ciremai pun dipercaya terpusat di kawasan ini. Tempat ini dipercaya bahwa pada masa lalu Sunan Gunung Jati (salah satu dari wali songo) pernah menyendiri dan berkhotbah kepada para pengikutnya. Sehingga, hingga sekarang Batu Lingga sering jadi tempat ngalap berkah dan dipercaya membantu mereka yang sedang dalam kesulitan.Menurut kepercayaan masyarakat setempat, di situs Batu Lingga ini dijaga oleh dua makluk halus bernama aki dan nini serentet buntet. Penampakannya berbentuk sepasang macan tutul jadi-jadian. Kisah menyeramkan mengenai Gunung Ciremai yang terjadi di kawasan ini benar-benar membuat siapapun merasa ketakutan.
Persebaran kisah mengenai hal hal misterius pada Gunung Ciremai ternyata tak hanya kawasan-kawasan tertentu yang dianggap memiliki aura supranatural. Beberapa hewan juga diyakini mempunyai kekuatan mistik. Ada Ayam Alas dengan bulunya yang bersih mengkilat. Ada pula Jalak Hitam dan Tawon Hitam. Dua binatang yang sering terlihat mengikuti para pendaki Gunung Ciremai. Siapa saja yang ingin mencapai puncaknya dengan cepat dan selamat sampai rumah diharuskan membawa ikan asin. Entah apa maksudnya. Tidak ada yang tahu.
Cerita dari mulut ke mulut ini, memang sukar diuji kebenarannya. Misteri Gunung Ciremai mungkin selamanya akan tetap tak terungkap. Tapi, tidak ada salahnya kita mengetahui cerita-cerita tersebut. Bukan untuk diyakini, apalagi ditakuti, tetapi dapat dianggap sebagai kekayaan tradisi suatu masyarakat.
Kepercayaan masyarakat setempat menjadi warna tersendiri ketika berkaitan dengan beredarnya cerita misteri Gunung Ciremai. Mereka, selaku masyarakat setempat, memiliki peranan yang cukup besar dalam tersebarnya cerita-cerita tersebut di masyarakat secara luas.
Bagaimanapun keadaannya, percaya atau tidak semua itu kembali kepada pemikiran dan penilaian masing-masing. Satu hal yang harus dihargai dari cerita misteri Gunung Ciremai ini adalah posisinya sebagai salah satu kekayaan cerita rakyat di Jawa Barat. Sebuah kekayaan cerita atau budaya lisan yang tetap harus dihargai.
Takhanya itu, bagi sebagian masyarakat Kuningan dan sekitarnya, Gunung Ciremai diyakini sebagai asal muasal nenek moyang orang Jawa Barat. Keyakinan ini semakin kuat ketika para ahli arkeolog menemukan beberapa perkakas dari Zaman Batu Besar (Megalithikum) yang ditaksir berusia sekitar 3.000 tahun SM.
Gunung Ciremai menjulang membelah beberapa kabupaten karena bentuk undakkannya. Gunung Ciremai berada di antara dua kabupaten yaitu Kuningan sebelah timur dan Majalengka sebelah barat. Jika Anda tertarik mendakinya, puncak Ciremai bisa dicapai melalui tiga jalur. Yaitu jalur pendakian Palutungan dari arah selatan, Majalengka dari arah barat, dan Linggarjati dari arah timur.
Gunung Ciremai memiliki jalan pendakian yang berkelok. Pintar-pintar memilih jalur pada Gunung Ciremai ini menjadi hal yang harus diperhatikan. Pilihlah jalur yang aman, yaitu jalur Palutungan atau Majalengka. Jangan dari Linggarjati, karena jalur ini terkenal terjal dan curam dengan sudut kemiringan antara 70 sampai 80 derajat. Apalagi bagi Anda yang masih amatir. Tikungan tajam yang dimiliki jalur menuju Gunung Ciremai ini semakin menambah kental kesan misteri Gunung Ciremai itu sendiri.
Jalur Linggarjati tak hanya menguras tenaga, pendakinya rentan mengalami mountsickness (penyakit gunung). Ditandai dengan gejala mual, pusing, sedikit ngilu pada persendian, disertai halusinasi dan mengigau. Jalur ini mungkin justru akan menantang adrenalin Anda. Terutama bagi Anda yang memang menantikan bagaimana sensasi menyeramkan dari Gunung Ciremai tersebut.
Ditilik dari kriteria ketinggiannya, Gunung Ciremai memang tidak terlalu tinggi. Bandingkan dengan Gunung Semeru (3.676 m), Gunung Slamet (3.432 m), atau Gunung Arjuna (3.339 m). Ketinggian Gunung Ciremai di antara tiga gunung tertinggi di Pulau Jawa itu, memang tidak ada apa-apanya. Tetapi misteri Gunung Ciremai layak untuk diperhitungkan.
Ketinggian Gunung Ciremai yang sebenarnya tidak terlalu tinggi itu tidak mengurangi minat para pendaki untuk menaklukkannya. Gunung Ciremai dinilai sebagai salah satu gunung paling sukar di tanah Jawa. Gunung maut. Karena untuk mencapai puncaknya, butuh waktu dan tenaga ekstra. Belum lagi dengan kondisi alam yang tergolong berbahaya. Kehati-hatian menjadi syarat utama. Jika ceroboh, nyawa taruhannya. Hal itu seperti menjadi warna tersendiri dalam cerita misteri Gunung Ciremai
Jika kita memulai pendakian dari Linggarjati, perjalanan akan dimulai dari ketinggian sekitar 750 mdpl. Akibatnya, waktu tempuh untuk mencapai puncak menjadi cukup lama. Rata-rata 12 sampai 16 jam perjalanan. Dan di antara semua gunung yang ada di Jawa, hanya Gunung Ciremai yang memulai pendakian dari ketinggian seperti itu.
Masuk akal jika tantangan alam seperti ini yang menyebabkan banyak pendaki meninggal dunia. Karena kelelahan, minim atau habisnya persediaan makanan, hingga tersesat dari jalur pendakian. Cerita hilangnya nyawa pendaki di Gunung Ciremai itu semakin menambah cerita tentang misteri Gunung tertinggi di Jawa Barat yang terkesan mencekam itu.
Gunung Ciremai dengan jalur mautnya dan seringnya jatuh korban dari para pendaki, ternyata menimbulkan berbagai cerita rakyat. Salah satunya, beberapa kawasan di Gunung Ciremai diceritakan memiliki aura mistik yang kental. Lahirnya cerita misteri Gunung Ciremai pun tidak bisa dihindarkan.
Beberapa kawasan di Gunung Ciremai bahkan dianggap memiliki aura mistik yang kental. Sehingga ungkapan misteri yang menjadi kisah rakyat di bacakan dalam bisik ke bisik, pun marak terlahir dari daerah-daerah itu. Misalnya, beberapa situs (tempat) yang dianggap angker dan keramat. Penuh misteri. Seperti situs Kuburan Kuda. Konon, di area ini terdapat kuburan kuda milik tentara Jepang di masa penjajahan. Kuda tersebut digunakan para tentara Jepang untuk mengawasi para pekerja rodi. Jika melewati daerah ini, sering terdengar ringkikan kuda tanpa pernah terlihat jelas wujudnya.
Cerita misteri Gunung Ciremai ini juga disuguhkan oleh sebuah situs bernama situs Papa Tere. Situs ini dianggap angker karena pernah terjadi pembunuhan terhadap seorang anak oleh ayah tirinya.
Situs Sangga Buana dan Pengasungan atau Pengasinan, juga dikabarkan tak kalah angker. Di situs Pengasungan terdapat ladang yang tanamannya tak pernah layu, yaitu edelweiss. Keindahan alam di kedua situs tersebut, kalah pamor dengan nuansa keangkerannya.
Cerita misteri Gunung Ciremai yang datang dari daerah Pengasungan cukup menyeramkan. Pada malam-malam tertentu, sering terdengar jeritan atau derap langkah kaki para serdadu Jepang. Menurut catatan sejarah, pada masa penjajahan Jepang, Pengasungan adalah tempat pembuangan tawanan perang dari Indonesia.
Cerita misteri Gunung Ciremai tersebut lahir dari banyak cerita menyeramkan. Kejadian-kejadian mengerikan yang menumpuk selama berpuluh-puluh tahun menjadi penyebab angkernya Gunung Ciremai.
Tidak bisa dipungkiri jika berbagai cerita menyeramkan yang menjadi misteri Gunung Ciremai tersebut hadir akibat perilaku manusia itu sendiri. Kejahatan dan perilaku yang tidak menyenangkan pada masa lampau meninggalkan keangkeran yang tidak bisa dijelaskan oleh nalar manusia.
Di antara situs-situs yang sudah disebutkan tadi, situs Batu Lingga lah yang menjadi tempat paling sakral. Misteri Gunung Ciremai pun dipercaya terpusat di kawasan ini. Tempat ini dipercaya bahwa pada masa lalu Sunan Gunung Jati (salah satu dari wali songo) pernah menyendiri dan berkhotbah kepada para pengikutnya. Sehingga, hingga sekarang Batu Lingga sering jadi tempat ngalap berkah dan dipercaya membantu mereka yang sedang dalam kesulitan.Menurut kepercayaan masyarakat setempat, di situs Batu Lingga ini dijaga oleh dua makluk halus bernama aki dan nini serentet buntet. Penampakannya berbentuk sepasang macan tutul jadi-jadian. Kisah menyeramkan mengenai Gunung Ciremai yang terjadi di kawasan ini benar-benar membuat siapapun merasa ketakutan.
Persebaran kisah mengenai hal hal misterius pada Gunung Ciremai ternyata tak hanya kawasan-kawasan tertentu yang dianggap memiliki aura supranatural. Beberapa hewan juga diyakini mempunyai kekuatan mistik. Ada Ayam Alas dengan bulunya yang bersih mengkilat. Ada pula Jalak Hitam dan Tawon Hitam. Dua binatang yang sering terlihat mengikuti para pendaki Gunung Ciremai. Siapa saja yang ingin mencapai puncaknya dengan cepat dan selamat sampai rumah diharuskan membawa ikan asin. Entah apa maksudnya. Tidak ada yang tahu.
Cerita dari mulut ke mulut ini, memang sukar diuji kebenarannya. Misteri Gunung Ciremai mungkin selamanya akan tetap tak terungkap. Tapi, tidak ada salahnya kita mengetahui cerita-cerita tersebut. Bukan untuk diyakini, apalagi ditakuti, tetapi dapat dianggap sebagai kekayaan tradisi suatu masyarakat.
Kepercayaan masyarakat setempat menjadi warna tersendiri ketika berkaitan dengan beredarnya cerita misteri Gunung Ciremai. Mereka, selaku masyarakat setempat, memiliki peranan yang cukup besar dalam tersebarnya cerita-cerita tersebut di masyarakat secara luas.
Bagaimanapun keadaannya, percaya atau tidak semua itu kembali kepada pemikiran dan penilaian masing-masing. Satu hal yang harus dihargai dari cerita misteri Gunung Ciremai ini adalah posisinya sebagai salah satu kekayaan cerita rakyat di Jawa Barat. Sebuah kekayaan cerita atau budaya lisan yang tetap harus dihargai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar