ABSTRAK
Proses mengolah air asin/payau menjadi air tawar atau sering dikenal dengan istilah
desalinasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu 1. Proses destilasi (suling).
2. Proses penukar ion dan 3. Proses filtrasi. Proses destilasi memanfaatkan energi panas
untuk menguapkan air asin. Uap air tersebut selanjutnya didinginkan menjadi titik-titik air
dan hasil ditampung sebagai air bersih yang tawar. Proses desalinasi menggunakan teknik
penukar ion memanfaatkan proses kimiawi untuk memisahkan garam dalam air. Pada proses ini
ion garam (Na Cl) ditukar dengan ion seperti Ca+2 dan SO4-2 . Materi penukar ion berasal
dari bahan alam atau sintetis. Materi penukar ion alam misalnya zeolit sedangkan yang
sintetis resin (resin kation dan resin anion). Proses desalinasi yang ke tiga menggunakan
filter semipermeabel untuk memisahkan molekul garam dalam air. Proses ketiga ini lebih
dikenal dengan sistem osmose balik (Reverse Osmosis). Keistimewaan dari proses ini adalah
mampu nyaring molekul yang lebih besar dari molekul air. Model pengolahan air
asin/payau yang diuraikan pada tulisan ini adalah hasil rancangan tim Kelompok Air
Bersih dengan kapasitas 7,5 - 10 m3/hari. Unit ini sudah dipasang di Kepulauan Seribu
Jakarta Utara (Pulau Tidung, Pramuka dan Kelapa), di Palembang (Unit RO bergerak) dan
di Cilacap Jawa Tengah.
KATA KUNCI : Reverse Osmosis, Destilasi, Filtrasi, Mobile RO
JENIS TEKNOLOGI : Teknologi Pengolahan Air Bersih
TARGET PENGGUNAAN : Rumah Tangga, Komunal (kelompok)
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Sumber air
tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air air sungai, danau dan air laut.
Sumber air di bumi tersebut berasal dari suatu siklus air dimana tenaga matahari merupakan
sumber panas yang mampu menguapkan air. Air baik yang berada di darat maupun laut akan
menguap oleh panas matahari. Uap kemudian naik berkumpul menjadi awan. Awan mengalami
kondensasi dan pendinginan akan membentuk titik-titik air dan akhirnya akan menjadi hujan.
Air hujan jatuh kebumi sebagian meresap kedalam tanah menjadi air tanah dan mata air,
sebagian mengalir melalui saluran yang disebut air sungai, sebagian lagi terkumpul dalam
danau/rawa dan sebagian lagi kembali ke laut.
Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air tawar sangat terbatas
dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Bagi masyarakat yang tinggal didaerah
pantai, pulau kecil seperti kepulauan seribu air tawar merupakan sumber air yang sangat
penting. Sering terdengar ketika musim kemarau mulai datang maka masyarakat yang tinggal
di daerah pantai atau pulau kecil-kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang merupakan
sumber air yang telah disiapkan di bak penampung air hujan (PAH) sering tidak dapat
mencukupi kebutuhan pada musim kemarau.
Padahal kita mengetahui bahwa sebenarnya sumber air asin itu begitu melimpah, kenyataan
menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang justru berkembang pada daerah pantai.
Melihat kenyataan semacam itu manusia telah berupaya untuk mengolah air asin/payau menjadi
air tawar mulai dari yang menggunakan teknologi sederhana seperti menyuling, filtrasi dan
ionisasi (pertukaran ion). Sumber air asin/payau yang sifatnya sangat melimpah telah
membuat manusia berfikir untuk mengolahnya menjadi air tawar.
Untuk memenuhi kebutuhan akan air tawar manusia telah mengembangkan sistem pengolahan air
asin/payau dengan teknologi membran semipermeabel. Membran (selaput) semipermeabel adalah
suatu selaput penyaring skala molekul yang dapat ditembus oleh molekul air dengan mudah,
akan tetapi tidak dapat atau sulit sekali dilalui oleh molekul lain yang lebih besar dari
molekul air.
Teknologi pengolahan air asin/payau yang akan dibahas pada tulisan ini terutama yang
menggunakan teknologi filtrasi membran semipermeabel. Teknologi pengolahan air asin/payau
ini lebih dikenal dengan sistem osmosa balik (Reverse Osmosis disingkat RO).
Teknologi ini menerapkan sistem osmosis yang dibalik yaitu dengan memberikan tekanan yang
lebih besar dari tekanan osmosis air asin/payau. Air asin/payau tersebut ditekan supaya
melewati membran yang bersifat semi permeabel, molekul yang mempunyai diameter lebih besar
dari air akan tersaring.
1.2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan penerapan teknologi RO adalah :
- Pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan air bersih. Maksudnya adalah untuk mencukupi kebutuhan akan air bersih sebagai bagian dari kebutuhan dasar setiap manusia.
- Pengenalan teknologi pengolahan air asin/payau. Teknologi pengolahan air asin/payau ada tiga macam yaitu : 1. Penyulingan. 2. Penyaringan dan 3. Pertukaran ion. Pengenalan yang dilakukan disini adalah yang menggunakan teknik penyaringan tingkat molekul.
Sasaran dari penerapan teknologi ini adalah:
- Pemenuhan air minum yang sehat, sebab air hasil olahan dengan teknologi ini berupa air bersih yang sehat, tidak berbau, jernih, tidak berasa, bebas bakteri, dan tidak asin.
- Pemanfaatan sumberdaya yang ada, maksudnya adalah memanfaatkan sumberdaya air yang berasal dari air payau, atau asin. Padahal kita mengetahui bahwa sumber air asin merupakan sumberdaya yang sangat melimpah.
Alat pengolah air
sistem RO mempunyai fungsi untuk mengolah air asin/payau menjadi air tawar dengan cara
filtrasi tingkat molekul, dengan demikian alat ini memberikan manfaat yang sangat besar
bagi manusia. Pemanfaatan teknologi ini akan memberi kemudahan bagi manusia untuk
mendapatkan air bersih yang diperoleh dari pengolahan air asin/payau.
Manfaat lainnya yang dapat dinikmati oleh manusia dengan diterapkannya pengolah air sistem
RO berupa peningkatan mutu kualitas air hasil olahan. Hasil tersebut dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Pandual Kualitas Air Hasil
Pengolahan Sistem RO
Tabel 2. Paduan Kualitas Air
Hasil Uji Coba di Kelapa Gading Jakarta Utara
Tekanan Membran :300 Psi,
Temperatur Air : 20-28 oC,
Laboratorium : PAM Jaya
Parameter
|
Satuan
|
Air Baku I
|
Air Olahan I
|
Air Baku II
|
Air Olahan II
|
Fisik | |||||
1. Warna |
Ppm
Pt-Co
|
15
|
5
|
10
|
5
|
2. Turbidity |
Ppm
SiO2
|
-
|
-
|
7,7
|
0
|
3. Bau |
Tdk
|
Tdk
|
Tdk
|
Tdk
|
|
4. Rasa |
Asin
|
Tdk
|
Asin
|
Tdk
|
|
5. D.H.L |
m m
|
7500
|
350
|
7520
|
350
|
Kimia | |||||
6. pH |
7,5
|
6,3
|
7,6
|
6
|
|
7. Zat Padat |
ppm
|
-
|
-
|
5340
|
138
|
8. Zat Organik |
ppm
KmnO4
|
3,79
|
1,58
|
4,74
|
1,58
|
9. CO2 bebas |
ppm CO2
|
13,2
|
17,6
|
30
|
22
|
10. P. Alkalinity |
ppm
CaCO3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
M. Alkalinity |
ppm
CaCO3
|
390
|
60
|
275
|
25
|
Carbonat |
ppm
CaCO3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Bicarbonat |
ppm
CaCO3
|
390
|
60
|
275
|
25
|
11. Tot Hardness |
OD
|
19,4
|
0
|
29
|
0,8
|
Calsium |
ppm
Ca++
|
49,98
|
0
|
74,97
|
2,856
|
Magnesium |
ppm
Mg++
|
53,35
|
0
|
79,55
|
1,72
|
12. Besi |
ppm
Fe++
|
4,4
|
Negatif
|
1,4
|
Negatif
|
13. Mangan |
ppm
Mn++
|
Negatif
|
Negatif
|
Negatif
|
Negatif
|
14. Sulphate |
ppm SO4
|
950
|
Negatif
|
1250
|
Negatif
|
15. Phospate |
ppm PO4
|
Negatif
|
Negatif
|
Negatif
|
Negatif
|
16. Ammonium |
ppm NH4
|
0,25
|
Negatif
|
0,25
|
Negatif
|
17. Nitrite |
ppm NH4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
18. D.O |
ppm O2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
19. Silika |
ppm
SiO2
|
-
|
-
|
25
|
1
|
20. Chlorida |
ppm Cl
|
2215,2
|
110,76
|
2680
|
116,44
|
Potensi
yang dapat diambil dari penerapan teknologi ini berupa nilai tambah sebagai hasil dari
pengembangan dan rekayasa komponen utama unit RO. Adapun macam-macam komponen yang mungkin
masih dapat dikembangkan di Indonesia adalah:
- Studi membran semipermeable yang mengarah pada produksi lokal. Jantung filter dari sistem RO adalah terletak pada teknologi membran. Saat ini teknologi membran belum dapat diproduksi di Indonesia, hal ini disebabkan karena kita belum menguasai teknologi tersebut terutama untuk skala produksi. Untuk itu perlu segera dilakukan transfer teknologi pembuatan membran semipermeabel dari negara lain.
- Fabrikasi pretreatmen dan filter. Pretreatment atau pengolahan awal mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengolahan air ini. Air asin sebelum masuk pada unit RO harus diolah terlebih dahulu. Syarat air baku sebelum masuk ke unit utama harus tidak boleh keruh, tidak boleh berwarna, tidak berbau, kandungan zat besi/mangan kurang dari 0.01 ppm. Berdasarkan kriteria tersebut maka pengolahan tingkat awal menjadi hal yang begitu penting, sehingga peranan fabrikasi oleh perusahaan lokan akan menunjang penerapan teknologi ini. Untuk fabrikasi pembuatan pretreatmen dan filter dapat dibuat dengan bahan dari "stainless stell", paralon maupun "fiber glass".
- Fabrikasi media. Media filter sangat diperlukan sebagai media filter. Media filter biasanya terdiri dari pasir silika, mangan aktif dan karbon aktif. Teknologi untuk mengolah media tersebut sudah dikuasai oleh bangsa Indonesia. Sumber bahan yang dapat diolah menjadi media filter juga banyak terdapat di Indonesia.
- Industri perakitan. Untuk menghasilkan 1 unit RO maka diperlukan beberapa komponen dasar yang terdiri dari : 1. Casis., 2. Pompa Tekanan tinggi., 3. Modul Membran Tabung., 4. Pipa fleksibel., 5. Panel Listrik., 6. Flow Meter., 7. Valve., 8. Komponen pendukung lain., dirakit dalam suatu industri perakitan. Pada industri semacam itu paling tidak diperlukan beberapa orang ahli yang mengetahui dasar teknik, mesin dan listrik.
Gambar 1. Pohon Komoditi Sistem Pengolahan Air Berdasarkan Kadar Salinitas
Gambar 1 menunjukkan pohon komoditi sistem pengolahan air berdasarkan kadar salinitas
(kegaraman terlarut) dalam air baku. Batas kelarutan garam dalam air baku untuk standart
air minum adalah untuk DHL = 400 - 1250 mmhos dan Cl - =600 ppm. Pembagian kualitas air
berdasarkan kadar salinitas air adalah : 1. Air Tawar (DHL < 1250 mmhos). 2. Air Payau
(DHL 1250 - 12.000 mhos). dan Air Asin > 12.000 mmhos), sehingga untuk menentukan jenis
teknologi yang akan digunakan salah satunya ditentukan oleh kadar salinitas tersebut.
1.6. Kontak PersonilIr. Arie Herlambang, M.S.
Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair
Direktorat Teknologi Lingkungan
Kedeputian Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
JL. M.H. Thamrin No.8. Jakarta
Tel. 021-3169769, 3169770 Fax. 021-3169760
Email : air@server.enviro.bppt.go.id
Home Page : http://www.enviro.bppt.go.id/~Kel-1/
II. BAHAN
2.1. Bahan Utama
Komponen Utama Unit RO dibagi menjadi 4 macam yaitu:
A. Pengolahan Tingkat Awal
No
|
Nama Barang
|
Spesifikasi
|
Keterangan
|
1 | Pompa Air Baku | Kapasitas 25 l/menit, 380 V, Tiga Fase 50 Hz, Tekanan 6 Bars (max) | Stainless steel |
2 | Reaktor Tank | Model
RT6312, Kapasitas 0,5-1M3/Jam |
Mild Steel with Reinforce Fiber Plastic |
3 | Rapid Sand Filter | Model
FS1212, Kapasitas 1,4-1,8M3/Jam |
Fiber glass |
4 | Iron Manganese Filter | Model
FM1012, Kapasitas 1,4-1,8M3/Jam |
Fiber glass |
5 | Colour
Polishing (Filter Carbon) |
Model
FC1012, Kapasitas 1,4-1,8M3/Jam |
Fiber glass |
6 | Dosing Pump | Single Acting, Chemtech 100/030, Pressure = 7 Bar, Kapasitas = 4,7 l/jam | Hypallon , Sebanyak 5 buah |
7 | Tangki kimia | Model BT 502510, Volume 30 lt | Polyethylene |
8 | Perlengkapan | Titik Jumper, Kelistrikan, Pipa PVC, Pipa Fleksibel | Plastik, PVC, Logam |
B. Komponen RO
No
|
Nama Barang
|
Spesifikasi
|
Keterangan
|
1
|
Membran RO | Thin Film Composit, Tekanan Operasi 1-24 Bars, Temp 40 oC, Air payau/Payau, Toleransi besi, mangan, klorida 0,01 ppm | Jumlah elemen 3 buah |
2
|
Panel Listrik dan Kontrol operasi | Kelistrikan, indikator meter dan lampu. | Semi otomatis |
3
|
Pompa Tekanan Tinggi | 2,2 KVA, 3 Phase 380 V, 50 Hz | Sainless Steel |
C. Komponen Desinfeksi dan
Tangki Penampung Air Minum
No
|
Nama Barang
|
Spesifikasi
|
Keterangan
|
1 | Ultra Violet | 20 Watt | - |
2 | Perlengkapan | Pipa PVC, Lem, Tape, Jet, Valve, Panel automatis, Kabel dan Kelistrikan | PVC, Stainlees Steel |
3 | Bak Penampung Air Olahan | Bahan Stainless steel | Stainless steel |
D. Pembangkit Listrik
No
|
Nama Barang
|
Spesifikasi
|
Keterangan
|
1 | Generator | Kapasitas Min 7,5 KVA, 15-19 PK, 3 Phase, 380 V/220 V, Hopper | Bahan bakar Solar |
2 | Panel Kelistrikan | Phase 3 380 V dan 220 V | Manual |
3 | Pendingin | Bahan besi |
Bahan tambahan yang diperlukan dalam operasional unit
pengolah air sistem RO antara lain Kalium Permanganat (KMnO4), Anti scalant, Anti Fouling
dan Anti bakteri. Kalium permanganat digunakan sebagai bahan oksidator terhadap zat besi,
mangan dan bahan organik dalam air baku.
III. TAHAPAN
Untuk membuat suatu alat pengolah air sistem RO
persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
III. TAHAPAN
- Analisis kualitas air baku: hasil analisa kualitas air sangat menentukan jenis teknologi yang akan dipakai serta biaya yang akan dikeluarkan untuk mendesain alat. Jika air baku yang akan digunakan mempunyai kualitas yang jelek sudah dapat dipastikan bahwa biaya yang akan dikeluarkan banyak. Sebagai contoh jika kualitas air baku mempunyai TDS diatas 35.000 ppm maka jenis membra yang dipakai harus membran untuk air asin, pompa tekanan tinggi yang digunakan tentu saja harus besar sehingga biaya yang diperlukan menjadi besar.
- Desain dan Rencana: Desain dan Rencana dibuat berdasarkan data kualitas air dan permintaan dari user. Rancangan unit pengolah air di tuangkan ke dalam gambar desain untuk memudahkan pengerjaan di bengkel dan lapangan. Besar kecilnya desain rancangan unit pengolahan air dibuat berdasarkan pesanan. Kapasitas yang pernah dibuat adalah 2 m3/hari, 7,5 M3/hari dan 10 M3/hari. Meskipun kapasitas yang pernah dibuat masih tergolong kecil akan tetapi pernah merancang sampai kapasitas 3 Lt/dt.
- Perakitan dan Instalasi : Pada tahap perakitan ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu 1. Perakitan Pretreatmen. 2. Perakitan Unit RO 3. Perakitan sistem elektrik dan pendingin.
- Pemasangan di Lapangan: Unit RO dipasang pada bangunan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Bangunan tersebut berupa rumah RO dan Genset, Jaringan distribusi dan bangunan bak penampung.
Gambar 2. Tahap Pelaksanaan Instalasi
Jika air murni
dan larutan garam dipisahkan oleh selaput semipermeabel maka akan terjadi aliran yang
mengalir dari zat cair dengan konsentrasi rendah menuju ke air garam (larutan air yang
mengandung kadar garam tinggi) yang mempunyai konsentrasi tinggi. Aliran air melalui
selaput semipermeabel tersebut dapat berlangsung karena adanya tekanan osmosis. Jika
tekanan dilakukan sebaliknya yaitu air garam diberikan suatu tekanan buatan yang besarnya
sama dengan tekanan osmosis, maka yang terjadi adalah tidak ada aliran dari air ke air
garam atau sebaliknya.
Faktor
yang mempengaruhi besar kecilnya tekanan osmosis adalah konsentrasi garam dan suhu air.
Air laut umumnya mengandung TDS minimal sebesar 30.000 ppm. Sebagai contoh, untuk air laut
dengan TDS 35.000 ppm pada suhu air 25o C, mempunyai tekanan osmose 26,7 kg/cm2,
sedangkan yang mengandung 42.000 ppm TDS pada suhu 30o C mempunyai tekanan
osmosis 32,7 kg/cm2.
Jika
tekanan pada sisi air garam (air asin) diberikan tekanan sehingga melampaui tekanan
osmosisnya, maka yang terjadi adalah air dipaksa keluar dari larutan garam melalui selaput
semipermeabel. Proses memberikan tekanan balik tersebut disebut dengan osmosis balik.
Prinsip osmosis balik tersebut diterapkan untuk pengolahan air payau atau air laut menjadi
air tawar. Sistem tersebut disebut Reverse Osmosis atau RO.
Sistem
RO tidak bisa menyaring garam sampai 100 % sehingga air produksi masih sedikit mengandung
garam. Untuk mendapatkan air dengan kadar garam yang kecil maka diterapkan sistem dengan
dua sampai tiga saluran. Jika ingin membuat air minum yang mengandung kira-kira 300 sampai
600 ppm TDS cukup menggunakan saluran tunggal.
Jika air
olahan yang dihasilkan menjadi semakin banyak maka jumlah air baku akan menjadi lebih
besar dan sebagai akibatnya tekanan yang dibutuhkan akan menjadi semakin besar. Tekanan
buatan (tekanan kerja) tersebut harus lebih besar dari tekanan osmosis pada air baku.
Tekanan kerja yang dibutuhkan jika memakai air laut adalah antara 55 sampai 70 kg/cm2.
RO mempunyai ciri-ciri yang sangat khusus sebagai model pengolah air asin yaitu:
- Energi Yang Relatif Hemat yaitu dalam hal pemakaian energinya. Konsumsi energi alat ini relatif rendah untuk instalasi kemasan kecil adalah antara 8-9 kWh/T (TDS 35.000) dan 9-11 kWh untuk TDS 42.000.
- Hemat Ruangan. Untuk memasang alat RO dibutuhkan ruangan yang cukup hemat.
- Mudah dalam pengoperasian karena dikendalikan dengan sistem panel dan instrumen dalam sistem pengontrol dan dapat dioperasikan pada suhu kamar.
- Kemudahan dalam menambah kapasitas.
Meskipun
alat pengolah air sistem RO tersebut mempunyai banyak keuntungan akan tetapi dalam
pengoperasiannya harus memperhatikan petunjuk operasi. Hal ini dimaksudkan agar alat
tersebut dapat digunakan secara baik dan awet. Untuk menunjang operasional sistem RO
diperlukan biaya perawatan. Biaya tersebut diperlukan antara lain untuk bahan kimia, bahan
bakar, penggantian media penyaring, servis dan biaya operator.
Sistem
pengolahan air sangat bergantung pada kualitas air baku yang akan diolah. Kualitas air
baku yang buruk akan membutuhkan sistem pengolahan yang lebih rumit. Apabila kualitas air
baku mempunyai kandungan parameter fisik yang buruk (seperti warna dan kekeruhan), maka
yang membutuhkan pengolahan secara lebih khusus adalah penghilangan warna, sedangkan
proses untuk kekeruhan cukup dengan penjernihan melalui pengendapan dan penyaringan biasa.
Tetapi apabila kualitas air baku mempunyai kandungan parameter kimia yang buruk, maka
pengolahan yang dibutuhkan akan lebih kompleks lagi.
Untuk
daerah pesisir pantai dan kepulauan kecil, air baku utama yang digunakan pada umumnya
adalah air tanah (dangkal atau dalam). Kualitas air tanah ini sangat bergantung dari curah
hujan. Jadi bila pada musim kemarau panjang, air tawar yang berasal dari air hujan sudah
tidak tersedia lagi, sehingga air tanah tersebut dengan mudah akan terkontaminasi oleh air
laut. Ciri adanya intrusi air laut adalah air yang terasa payau atau mengandung kadar
garam khlorida dan TDS yang tinggi.
Air baku
yang buruk, seperti adanya kandungan khlorida dan TDS yang tinggi, membutuhkan pengolahan
dengan sistem Reverse Osmosis (RO). Sistem RO menggunakan penyaringan skala mikro
(molekul), yaitu yang dilakukan melalui suatu elemen yang disebut membrane. Dengan sistem
RO ini, khlorida dan TDS yang tinggi dapat diturunkan atau dihilangkan sama sekali. Syarat
penting yang harus diperhatikan adalah kualitas air yang masuk ke dalam elemen membrane
harus bebas dari besi, manganese dan zat organik (warna organik). Dengan demikian sistem
RO pada umumnya selalu dilengkapi dengan pretreatment yang memadai untuk menghilangkan
unsur-unsur pengotor, seperti besi, manganese dan zat warna organik.
Sistem
pretreatment yang mendukung sistem RO umumnya terdiri dari tangki pencampur (mixing tank),
saringan pasir cepat (rapid sand filter), saringan untuk besi dan mangan (Iron &
manganese filter) dan yang terakhir adalah sistem penghilang warna (colour removal).
Gambar skema unit pengolah air sistem
RO dapat dilihat pada gambar 3
Gambar 3. Skema Pengolahan Air
Sistem Reverse Osmosis
V. PERALATAN
Untuk merakit suatu unit RO diperlukan beberapa
alat pendukung seperti : Mesin Las, Bor listrik, Alat potong/gergaji, Obeng, Palu, Lem,
Kunci, Gurinda dan alat pertukangan.
Pompa
Jet Pump
|
Pompa
Semi Jet
|
Pompa
Celup
|
Gambar 4. Pompa Air Baku dan Pompa
Celup
Tangki
Reaktor
|
Tangki
Kimia dan Pompa Dosing
|
Gambar 5. Tangki Reaktor, Tangki
Kimia dan Pompa Dosing
Gambar 6. Filter Pasir, Mangan dan
Carbon
Gambar 7. Cartridge Filter
Gambar 8. Membran Tabung
Gambar 9. Unit RO
Gambar 10. Generator Listrik 10 KVA
380 V dan Panel Listrik
VI. ORGANISASI / PERSONIL
PELAKSANAGambar 11. Struktur Organisasi
Struktur
organisasi devisi pengolahan air payau/asin sistem RO terdiri dari 3 devisi dan 1 unit
bengkel dan perakitan. Ketiga devisi dan perbengkelan dikomando oleh tim konsultasi.
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing devisi dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Koordinator : Merupakan badan konsultasi tugasnya mengkoordinir pekerjaan, mengawasi, mengevaluasi pelaksanaan, merumuskan langkah taktis dan memberikan jasa dan servis kepada user.
- Devisi Pemasaran dan Purna Jual: Mempunyai tugas utama sebagai ujung tombak perusahaan dalam memasarkan hasil, memberikan pelayanan purna jual, meningkatkan kegiatan promosi dalam rangka menjaring user, memberikan servis kepada user dan calon user, memberikan solusi terbaik terhadap user, melakukan kontak kepada user dan calon user, mendata base user dan calon user.
- Devisi Teknik dan Rekayasa: Mempunyai tugas menterjemahkan keinginan user kedalam teknis, menciptakan kreasi baru kedalam rancangan teknis, selalu melakukan kontak dengan bengkel dan suplayer barang, mendata base katalok teknis, menyiapkan operator dan pelatihan, melakukan kontak dengan industri lokal dan industri import dalam rangka mendapatkan barang yang bermutu dan menginformasikan hasil koordinasinya dengan bagian administrasi dan pengadaan.
- Devisi administrasi dan Pengadaan: Melaksanakan kegiatan administrasi kedalam dan keluar, penyiapan tender, menyiapkan dokumen, melakukan pengadaan peralatan dan barang, melakukan perhitungan biaya, melakukan koordinasi dengan bagian teknik dan rekayasa.
VII. CARA PEMBUATAN
Cara pembuatan unit pengolah air sistem RO dibagi menjadi 4 bagian utama yaitu 1. Unit
Pengolah Awal(Pre Treatmen). 2.Unit Sistem RO. 3. Unit Sumberdaya. Dan 4. Bangunan
Pelindung. Cara pembuatan masing-masing komponen dapat diuraikan sebagai berikut:
No
|
Nama Unit
|
Cara Pembuatan
|
1 | Saringan Air baku | Saringan ini dibuat dari paralon yang diberi lubang kecil-kecil atau bisa juga dengan menggunakan kawat kasa tahan asin. |
2 | Tangki Reaktor | Bahan tangki terbuat dari besi yang dikoting dengan fiber atau dibuat dari fiber glas. Cara pembuatan tangki reaktor dilakukan dengan cara pengepresan, roling, koting dan pengelasan, sedangkan untuk bahan fiber dilakukan dengan pencetakan dengan mol cetak dan finising. |
3 | Tangki Kimia | Tangki kimia dibuat dari bahan fiberglas. Cara pembuatan tangki dilakukan dengan pencetakan melalui mol cetak dan finising/pengecatan. |
4 | Tabung Filter | Tabung filter dalam satu unit standar terdiri dari 3 buah yaitu tabung saringan pasir, tabung saringan mangan dan saringan carbon. Cara pembuatan dengan pencetakan melalui mol cetak, roling dan finising/pengecatan. |
5 | Unit RO | Cara pembuatan unit ini dengan instalasi pada casis. Komponen utama unit Ro terdiri dari Pompa tekanan tinggi, membran RO, Panel Tekanan, Panel debit, Test kit LED, Cartridge Filter, Panel listrik, Valve pengatur. |
6 | Unit pompa dosing Dan tangki kimia | Tangki kimia digunakan sebagai penampung bahan kimia yang terdiri dari bahan oksidasi, anti fouling, anti bakteri, anti scalan. Larutan bahan kimia dipompakan ke dua titik malalui pompa dosing. Kedua titik input tersebut adalah satu titik input sebelum tangki reaktor dan tiga titik input setelah saringan awal. |
7 | Unit sumberdaya | Unit sumber daya merupakan sumber listrik bisa terdiri dari generator atau PLN. Sumber listrik yang berasal dari generator diatur melalui panel listrik. Didalam panel tersebut terdapat saklar utama, saklar air baku dan saklar pompa kimia. |
8 | Bangunan Pelindung | Fungsi dari bangunan pelindung adalah untuk melindungi RO, Generator, Panel listrik, bahan kimia dan operator. Bangunan ini dapat dibuat dari bahan bangunan beton atau kayu atau kombinasi dari kedua bahan tersebut. |
VIII. HASIL YANG PERNAH DICAPAI
Unit RO yang pernal dibuat adalah yang berkapasitas 7,5 m3/hari dan 10 m3/hari, terdiri dari unit bergerak (mobiling) dan stasioner.
IX. LOKASI
Lokasi
tempat dimana unit RO pernah diaplikasikan adalah di Pulau Tidung Kepulauan Seribu Jakarta
Utara pada tahun 1995, Pulau Kelapa dan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Jakarta Utara pada
tahun 1996 dan di Palembang 1997 dan di Cilacap pada Tahun 1997
Gambar 12. Unit Pengolah Air Sistem RO di P, Kelapa
Gambar 13. Unit Pengolah Air Sistem RO di P, Pramuka
Gambar 14. Unit Pengolah Air Sistem RO Bergerak di Palembang
Gambar 15. Unit Pengolah Air Sistem RO di Cilacap
Kendala yang dihadapi selama penerapan teknologi pengolah air sistem RO dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu:
- Faktor Teknologi: Faktor kendala terletak dari bahan baku atau komponen pendukung yang masih sebagian tergantung dari import misalnya pompa tekanan tinggi dan membran. Faktor ini menyebabkan harga RO menjadi mahal. Jika ditinjau dari segi teknik perakitan hampir dikatakan tanpa masalah sebab sudah dikuasai.
- Faktor Budaya: Unit pengolah air sistem RO merupakan kombinasi antara pengolahan yang bersifat mekanis dan kimiawi. Seorang operator agar dapat menjalankan RO harus mengetahui dasar teknik. Ini sangat penting karena unit RO ini harus di jalankan dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Standart prosedur yang harus dikuasai oleh operator seperti : 1. Penambah bahan kimia, 2. Pencucian filter, 3. Penggantian media, 4. Pencucian membran dan 5. Servis Generator harus dilakukan dengan cukup teliti. Pada waktu alat sedang beroperasi maka harus dilakukan pencatatan terhadap tekanan air baku, tekanan air reject dan tekanan air Product, juga yang tidak boleh dilupakan yaitu pengamatan terhadap voltage listrik. Jika standart operasi tersebut tidak dilakukan secara benar maka dikawatirkan alat akan rusak.sumber : http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Ro/ro.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar